Anda yang pernah ke Masjidil Harom mungkin sempat berkunjung ke maktabah (perpustakaan) yang berada di dalam masjid. Tepatnya di pintu 79 atau 80. Jika Anda masuk dari pintu ini Anda akan menemukan penunjuk arah ke perpustakaan. Anda akan diarahkan untuk naik. Ada beberapa tangga yang harus dilewati hingga sampai di ruangan perpustakaan yang memuat kitab-kitab rujukan penting.
Nampaknya tidak sedikit pengunjung yang belum mengetahui jika di dalam Masjidil Harom ini ada perpustakaan. Berbeda dengan maktabah (perpustakaan) yang berada di dekat pintu Marwah. Sebuah bangunan berwarna krem berukuran 10 X 18 yang berada di arah Timur halaman masjid berdekatan dengan terminal bis Baba Ali yang akan menuju ke Mahbas Jin atau ke arah Jarwal.
Di bangunan tersebut terpampang plang bertuliskan Maktabah Makkah Al-Mukarramah. Perpustakaan ini banyak yang mengetahuinya. Konon tempat ini diyakini sebagai tempat lahirnya baginda Rasulullah Saw. (Maulidinnabi).
Tentu dua perpustakaan ini, dua tempat yang berbeda. Yang satu berada di dalam masjid, dan yang satu lagi di luar atau berada di halaman. Yang satu dikunjungi untuk mendapatkan layanan baca buku dan lainnya. Sementara yang satu lagi meskipun namanya maktabah (perpustakaan) tapi tidak pernah dibuka untuk layanan baca para pengunjung. Orang yang datang ke sana hanya sekedar berziarah ke tempat yang diyakini sebagai rumah kelahiran nabi.
Dan perbedaan dari namanya, yang di dalam masjid bernama Maktabah Masjidil Harom, sedangkan yang di halaman dengan nama Maktabah Makkah Al-Mukarramah.
Saya pertama kali berkunjung ke Maktabah Masjidil Harom, saat janjian bertemu dengan sahabat saya Dr. Ahmad Musyaddad yang bertugas sebagai mutarjim Masjidil Harom. Waktu itu menjelang Maghrib saya sudah berada di Masjidil Harom. Dan setelah menunaikan shalat Maghrib, Ustadz Musyaddad meminta saya ke pintu 79 di lantai 2. Tiba di sana saya diarahkan untuk masuk naik. Ada beberapa tangga yang harus saya lewati secara berputar arah. Sampai akhirnya mengantarkan saya ke sebuah ruangan asri yang dipenuhi dengan rak-rak buku yang tersusun rapi.
Perpustakaan ini dibangun atau tepatnya selesai dibangun dan diresmikan pada tahun 2013. Adalah Gubernur Makkah Al-Mukarramah Pangeran Khalid Al-Faisal yang meresmikannya saat itu, tepatnya pada 1 Juni 2013.
Menurut penuturan Royyan seorang karyawan yang bertugas di perpustakaan, menyebutkan bahwa perpustakaan ini cabang dari perpustakaan yang berada di daerah Batha Quraisy, yaitu Maktabah Al-Haram Al-Makki. Perpustakaan di daerah Batha ini menempati sebuah gedung berlantai lebih dari 12. Masih menurutnya, jika projek perluasan Masjidil Harom selesai, maka perpustakaan itu akan disatukan dengan yang ada di Masjidil Harom dan akan menempati salah satu ruangan di bangunan baru. Demikian pula informasi yang saya dapatkan dari Dr. Musyaddad.
Perpustakaan Masjidil Harom memuat kitab-kitab yang menjadi referensi dalam berbagai disiplin ilmu keislaman. Tidak kurang dari 5000 judul buku yang terpampang rapi pada rak-rak buku yang tersedia.
Selain buku cetak, perpustakaan juga dilengkapi layanan buku digital, audio dan beberapa makhthuthat (manuskrip). Terdapat pula ruangan studio tempat para penerjemah khuthbah Masjidil Harom bertugas mengalihbahasakan khuthbah atau ceramah ke dalam beberapa bahasa.
Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka
Di antara rak-rak buku yang berjejer rapi, terdapat rak khusus buku-buku dalam berbagai bahasa; bahasa Inggris, Prancis, Rusia, Urdu, Persi, Hausa, Bangla, Melayu atau Indonesia serta lainnya.
Buku-buku dalam berbagai bahasa tersebut disediakan tentunya bagi para pengunjung dari seluruh dunia yang belum mengerti bahasa Arab dan ingin menikmati layanan perpustakaan Masjidil Haram. Mereka bisa memilih sejumlah buku dalam bahasa negaranya atau yang dipahaminya untuk dibaca dan ditelaah.
Adapun diantara buku-buku berbahasa Indonesia yang terpajang di perpustakaan Masjidil Harom, yang menarik adalah kehadiran Tafsir Al-Azhar karya fenomenal Buya Hamka.
Buku tafsir Al-Azhar yang ditulis Buya Hamka berderet sebanyak 9 jilid. Tafsir Hamka yang ada di perpustakaan tersebut diterbitkan oleh salah satu penerbit buku-buku Islam ternama yang berada di Depok Jawa Barar.
Kehadiran Tafsir karya ulama kharismatik asal Tanah Minang di perpustakaan Masjidil Harom ini tentu membanggakan umat Islam Indonesia. Hal tersebut juga sekaligus membuktikan penghargaan dan pengakuan terhadap kitab Tafsir karya anak Bangsa.
Selain tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, buku-buku berbahasa Indonesia dan Melayu lainnya kebanyakan adalah buku terjemahan. Seperti buku karya Ulama Saudi terkenal Syaikh Al-‘Arifi berjudul Istamti’ bihayatik, atau dalam edisi bahasa Indonesia diberi judul, Enjoy Your Life, Nikmati Kehidupan Anda.
Semoga Anda yang menjadi tetamu Allah, baik dalam ibadah haji maupun umrah dapat menyempatkan berkunjung ke perpustakaan ini. Nikmatilah hidangan buku bergizi yang disuguhkan.
DR Imanuddin Kamil
*) Pegiat Literasi