SUKOHARJO (Panjimas.com) – Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki kembali menjadi sorotan publik. Hal itu dikarenakan beberapa waktu lalu terjadi penangkapan petinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qodir Hasan Baraja oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya di Bandar Lampung.
Namun sebuah berita membuat tersinggung pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin atau sering disebut Pondok Ngruki. Karena dalam berita tersebut BNPT menyebut Abdul Qodir Hasan Baraja adalah pendiri Ngruki. Pihak pesantren tersinggung.
Disiarkan kanal youtube Official iNews pada Rabu (1/6/2022) yang dikutip Panjimas.com pada Rabu (8/6/2022), Direktur Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakhid menyebutkan bahwa Abdul Qadir Hasan Baraja adalah mantan anggota NII. Ia juga salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, bersama Abu Bakar Ba’asyir (ABB).
“Nah, Baraja atau Abdul Qodir Hasan Baraja ini juga yang mendirikan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Ba’asyir dan Abdullah Sungkar serta yang lainnya,” ujarnya.
Tudingan tersebut akhirnya dibantah oleh pihak Pondok Ngruki. Petinggi BNPT tersebut diklaim telah salah dalam memaparkan data kepada publik. Dengan tudingan tersebut, dinilai merugikan nama baik lembaga. Bantahan tersebut diutarakan ustadz Muchson selaku Humas Ponpes Al Mukmin melalui jumpa pers yang dilaksanakan Pondok Ngruki pada Rabu (8/6/2022).
“Bahwa salah satu Pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bernama Abdullah Baraja, Bukan Abdul Qadir Hasan Baraja,” terangnya.
Disebutkan ustadz Muchson, bahwa Abdullah Baraja sudah meninggal dunia pada tahun 2007. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa tidak ada kaitan antara Abdullah Baraja pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki dengan NII maupun dengan organisasi Khilafatul Muslimin.
“Tidak ada kaitan antara ust. Abu Bakar Ba’asyir dengan organisasi Khilafatul Muslimin,” terangnya. Pihaknya meminta kepada Direktur BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid untuk meralat dan mencabut pernyataan di media, atas beredarnya berita yang mengaitkan antara penangkapan Abdul Qadir Hasan Baraja dengan pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki.
“Mengevaluasi akurasi data di BNPT, agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari,” tegasnya.
Hal itu bertujuan untuk menghindari hal-hal yang berpotensi membuat gaduh dan berpolemik di
masyarakat maupun di media sosial.
Klarifikasi tersebut disertai dengan bukti Foto antara Abdullah Baraja (Pendiri Al Mukmin) disertai foto Abdul Qodir Hasan Baraja (Petinggi Khilafatul Muslimin).
Hingga berita ini dimuat, belum ada upaya BNPT untuk merubah narasi atau tudingan yang melibatkan nama Pondok Al Mukmin Ngruki.
Dikatakan ustadz Yahya selaku Pimpinan Pondok Ngruki yang turut hadir dalam jumpa pers tersebut. Ia sempat menghubungi pihak BNPT, namun ia justru diminta untuk mengklarifikasinya kepada media yang memuatnya.
Ustadz Yahya menyebutkan enam Pendiri Al Mukmin kepada awak media, diantaranya ustadz Abu Bakar Ba’asyir, ustadz Abdullah Sungkar, ustadz Hasan Basri, ustadz Abdul Qohar, ustadz Yoyok Rosywadi dan ustadz Abdullah Baraja.
“Jadi tidak ada orang lain lagi selain enam ini sebagai seorang pendiri (Al Mukmin), maka di saat ada berita kemudian dimasukkan beliau sebagai pendiri Al Mukmin, itu adalah berita dusta dan bohong. Kita sangat mendukung kepada saudara-saudara sebagai wartawan, karena di saat para wartawan memberikan berita yang baik, ikut mencerdaskan anak bangsa, tetapi saat membawa beritanya tidak benar dan tersebar apalagi tersebar di seluruh pelosok, itu dosanya besar karena itu fitnah,” tuturnya.