SOLO (Panjimas.com) – Ratusan aktivis kota Solo menghadiri acara Dialog Nasional dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Mega Bintang ke-25 tahun di Gedung Umat Islam, Kartopuran, Serengan, Surakarta, Ahad (5/6/2022).
Dialog Nasional bertema “Kekuatan Rakyat vs Oligarki dan KKN” tersebut menghadirkan tokoh nasional antara lain, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, Rocky Gerung, Ferry Juliantono, Syahganda Nainggolan, Syukri Fadholi, Jumhur Hidayat, Lieus Sungkarisma, dan beberapa tokoh nasional lainnya.
Acara yang dimulai pada pukul 10.00 tersebut, diawali dengan tausyiah dan doa oleh Syukri Fadholi (Tokoh PPP Yogyakarta) kemudian dilanjutkan oleh sambutan penuh semangat oleh deklarator Mega Bintang Mudrick Sangidoe. Dalam rilisnya, ia menyatakan bahwa Mega Bintang merasa situasi sosial, politik, hukum dan ekonomi Negara tidak beranjak lebih baik dari waktu 25 tahun yang lalu saat Mega Bintang dideklarasikan.
“Kekuasaan yang penuh praktik hukum dan peradilan yang timpang dan jauh dari keadilan. Kesenjangan sosial ekonomi masyarakat, keterbelahan politik rakyat yang mengancam persatuan Bangsa dan berbagai kondisi lain yang menegaskan bahwa situasi Bangsa dan Negara saat ini tidak sedang baik-baik saja,” katanya.
Ia melanjutkan bahwa Mega Bintang yang berulang tahun ke-25 tersebut ingin mengajak masyarakat luas untuk berani melakukan perlawanan.
“Terhadap situasi yang demikian tersebut karena amanat Konstitusi Negara bahwa segenap rakyat berhak untuk menyuarakan pendapat dan menjalankan hak konstitusional lain sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Aktivis senior yang telah berusia lanjut tersebut menyebut bahwa Mega Bintang lahir dan sebagai simbol perlawanan kepada kezaliman dan ketidakadilan.
Sedangkan dengan diadakannya acara Dialog Nasional dengan tema Kedaulatan rakyat vs Oligarki dan KKN. Ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana pendidikan politik dan media mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Rakyat sudah seharusnya diberikan pemahaman bagaimana sebenarnya situasi yang terjadi. Rakyat seharusnya dibangkitkan kesadarannya akan hak haknya sebagai Warga Negara. Rakyat seharusnya diberikan hak haknya sebagai pemegang kedaulatan rakyat, dibangkitkan keberaniannya untuk melakukan berbagai upaya dan aktivitas konstitusionalnya untuk berjuang dan bergerak bersama mewujudkan cita cita Proklamasi,” pungkasnya.