SOLO (Panjimas.com) – Ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Indonesia menggelar aksi damai di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Solo pada Jum’at (20/5/2022) tepat di Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Masa aksi melakukan konvoi dari Masjid Baitussalam, Tipes, Serengan usai shalat Jumat, menuju titik lokasi yang telah ditentukan berdasarkan pengumuman melalui media sosial beberapa hari yang lalu.
Dalam aksi yang bertajuk ‘Mimbar Bebas Suara Rakyat & Umat Islam Solo Raya Menuntut Jokowi Segera Turun’ tersebut diisi dengan orasi dari sejumlah tokoh secara bergantian. Poster dan spanduk bertuliskan “Solo Siap Turunkan Jokowi”, “Hancurkan Oligarki”, “Usut Tuntas Genosida Berkedok Covid”, “Revolusi Konstitusi Turunkan Jokowi”, “Rakyat Solo Menuntut Jokowi Turun”, dan lainnya mewarnai aksi di titik nol Solo tersebut. Ustadz Salman Al Farisi selaku Ketua Aksi mengawali orasinya.
“Kami turun ke jalan karena sangat prihatin dengan keadaan bangsa dan negara kita ini. Setelah dipimpin oleh Bapak Jokowi selaku Presiden, dari pengamatan kami, itu tidak mementingkan rakyat, kemajuan negara dan bangsa ini. Tidak ada program ke sana, justru mementingkan oligarki, aseng dan asing,” ujarnya.
Ustadz Salman mengaku resah dengan besarnya utang negara. Menurutnya, utang tersebut bukan demi kepentingan rakyat, karena kenyataannya banyak ketimpangan ekonomi yang akhirnya membebani rakyat.
“Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan ini, kami minta kepada Bapak Jokowi untuk turun saja. Mundur, tidak jadi Presiden. Agar tidak malu diri dan keluarganya dan dipermalukan oleh rakyat dan bangsa ini,” katanya.
“Maka dengan legowo, Pak Jokowi kami minta turun. Agar ada perubahan yang lebih baik,” imbuhnya.
Ustadz Salman mempersilakan siapa saja untuk memimpin, selama untuk kepentingan rakyat dan kemajuan bangsa. Ia mempertanyakan negara ini akan dibawa kemana. Ia memohon kepada Jokowi jika sudah merasa tidak mampu dalam membawa amanah rakyat agar mundur saja.