Garut, Panjimas.com – Gabungan anak-anak Pejuang Subuh (PS) di kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut mendapatkan kafalah (uang saku/jajan) setiap pekannya karena telah rutin mengikuti program sholat Subuh berjama’ah di masjid dan dilanjutkan dengan tahfidz (menghafal) Al Quran.
Ketua Gerakan Pejuang Subuh kecamatan Cibatu, ustadz Wahid Abdullah mengatakan setiap harinya, setiap anak diberikan kafalah sebesar Rp1000 yang akan diambil setiap pekannya.
Kafalah tersebut dilakukan untuk menjadi stimulus bagi anak-anak agar mau serta membiasakan sholat subuh secara berjama’ah di masjid, dilingkungan tempat tinggal mereka.
“Membangun karakter bagi anak-anak muslim untuk sholat subuh berjama’ah di masjid adalah program yang kami lakukan dalam 2 tahun terakhir ini. Dan ini merupakan tujuan utamanya, lalu kemudian kita tambahkan dengan program pengenalan dan menghafal Al Quran,” ujar ustadz Wahid Abdullah kepada saluransatu.com Kamis (19/5/2022).
Menurut ustadz Wahid, setiap harinya mulai pukul 04.15 ratusan anak-anak Pejuang Subuh yang berasal dari masjid Aisyah, desa Cikarag dan masjid Nurul Bayan, desa Cibunar ini diwajibkan untuk datang lebih awal sebelum adzan subuh berkumandang untuk menjalankan sholat sunnah lalu mengikuti sholat subuh berjama’ah dimasjid kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menghafal quran hingga pukul 06.00 pagi.
Ustadz Wahid mengakui stimulus dengan kafalah uang saku (jajan) bagi anak-anak Pejuang Subuh ini sangat efektif dilakukan dan juga sudah mulai dicontoh di beberapa desa lain disana. Bahkan juga terbukti pada ramadan 1443 h tahun kedua ini telah memberikan sertifikat kepada 20 anak-anak Pejuang Subuh penghafal quran (6 hingga 7 juz) gemblengan para ustadz/ustadzah disini.
Lebih lanjut, ustadz Wahid menambahkan untuk membiayai kafalah setiap pekannya, saat ini ia terus mencari sumber-sumber donatur yang mendukung program pembinaan anak anak generasi masa depan ini. Mulai dari dukungan para orangtua anak-anak tersebut, warga dilingkungan sekitar masjid hingga lembaga-lembaga kemanusiaan yang mau bersinergi seperti Teladanku dan Jufi.
“Kami juga masih terus membuka kesempatan bagi kaum muslimin untuk berdonasi dimanapun berada juga khususnya bagi para aghniya (orang-orang kaya) untuk mendukung program pembinaan anak-anak muslim di pelosok daerah ini. Berharap anak-anak ini menjadi hafidz quran dan menjadi aset peradaban Islam di masa depan,” pungkasnya.
Selain itu, saat ini masjid Nurul Bayan dan Aisyah sedang melakukan renovasi pembangunan tempat wudhu dan toilet serta rencana pengeboran sumur air sebagai fasilitas vital pendukung kegiatan ibadah.
Untuk itu panitia pembangunan masjid Aisyah dan Nurul Bayan juga membuka kran donasi bagi masyarakat untuk berpartisipasi.