Sleman, Panjimas.com — Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin tak bisa menyembunyikan kekagumannya saat meninjau rest area yang terletak di Jalan Sambirejo, Selomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (17/5/22). Kompleks rest area di atas lahan seluas 955 meter persegi itu merupakan salah satu contoh pengelolaan wakaf produktif yang diprogramkan Kemenag.
“Wakaf yang dikelola produktif sangat efektif dalam mentransformasi masyarakat menjadi lebih sejahtera. Apalagi konsep usaha rest area dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan pertokoan ini merupakan usaha yang sangat prospektif dan dibutuhkan masyarakat,” ungkap Kamaruddin usai melakukan Launching Inkubasi Wakaf Produktif di Sleman, Selasa (17/5/22).
Selain SPBU, di lahan tersebut dibangun masjid dan kompleks pertokoan. Di bagian belakang berdiri empat ruangan rumah tahfiz yang dikelola dari keuntungan pengelolaan wakaf produktif.
“Konsep dan niatnya sangat mulia. Ini merupakan ekosistem yang sangat bagus. Insyaallah sampai kiamat akan produktif dan kita jaga bersama eksistensinya,” tambah Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Tarmizi Tohor menambahkan, kompleks rest area dikelola Yayasan Darul Muttaqien Medari Sleman. Kemenag memberikan kucuran dana Inkubasi Wakaf Produktif senilai 100 juta rupiah pada tahun anggaran 2021.
“Kemenag akan terus berkomitmen mewujudkan tata kelola wakaf produktif. Selain program inkubasi ini, Kemenag juga akan terus wujudkan Kampung Zakat, KUA Percontohan Ekonomi Umat dan program lainnya,” tambahnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kakanwil Kemenag DIY, Masmin Afif beserta jajarannya. Hadir pula pejabat eselon III Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Yayasan Cinta Wakaf, Badan Wakaf Indonesia, BAZNAS Kabupaten Sleman, dan perwakilan tokoh masyarakat se-Kecamatan Kalasan.