Jakarta, Panjimas.com – Sejatinya media sebagai bagian dari senjata umat Islam dalam menjaga benteng umat Islam dari pengaruh buruk propaganda musuh-musuh Islam harus senantiasa dikuatkan dan terus dilakukan perbaikan untuk menuju kesempurnaan.
Termasuk diantaranya juga adalah para awak media Islam yang butuh diberikan Taujih dan arahan dari para ulama dan tokoh-tokoh Umat Islam agar terjalin sinergi yang kuat antara ulama dan media Islam dalam perjuangan umat di era seperti saat ini.
Seperti yang terjadi pada hari Senin, (10/5/2022) siang dimana puluhan jurnalis muslim dari berbagai media cetak, elektronik, televisi dan media online berkumpul dan bersilahturahim di kediaman Ustad Bachtiar Nasir (UBN) di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur.
Pertemuan tersebut selain sebagai wadah silahturahim paska Ramadhan sekaligus juga sarana perekat jurnalis muslim dengan para ulama dan tokoh-tokoh Islam yang selama ini turut berjuang dibarisan umat Islam melawan kezaliman dan kesewenang-wenangan yang menimpa umat Islam. Maka pertemuan dan silahturahim ini amatlah penting dilakukan.
Salah satu tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Bachtiar Nasir kepada para awak media Islam dan umum itu adalah tentang pentingnya persatuan dan menghindari perpecahan yang terjadi pada diri umat Islam. Sebab masih menurut UBN soal perpecahan dan tidak bersatunya umat bukan hanya bisa terjadi pada diri jurnalis muslim tetapi bisa terjadi sampai level ulama dan para tokoh umat.
“Maka salah satu cara yang efektif menghadapi upaya pecah belah adalah dengan terus meningkatkan silahturahim dan terus bertabayyun diantara sesama umat Islam. Tabayyun menjadi kata kunci. Sehingga kita tidak mudah percaya begitu saja dengan omongan orang lain,” ujar dalam tausiyahnya itu dihadapan para jurnalis muslim.
Lebih lanjut UBN juga bercerita tentang dua jenis dosa yang akan disegerakan oleh Allah Swt di dunia, yakni dosa berzina dan dosa memutus tali silahturahim.
Selain itu UBN juga bercerita tentang sejumlah bekal yang harus dimiliki umat termasuk para jurnalis. Yakni bekal tazkiyatun nafs, wawasan keislaman baik didalam negeri maupun kondisi global umat Islam Internasional.