Jakarta, Panjimas.com – Sekjen MUI, Buya Amirsyah Tambunan memberikan Tausiyah kebangsaan dmialam rangka halal bi halal Idul Fitri 1443 H di Kantor DPD Gerindra Sumatera Utara (7/5/22) di Medan. Gubernur Sumut, Edy Ramayadi dalam sambutannya mengatakan tentang komitmennya memperjuangkan garis partai untuk kemaslahatan masyarakat Sumatera utara.
Hadir mantan Gub Sumatera Utara, Syamsul Arifin, wakil Gubernur Sumut H. Musa Rajekshah, S.Sos., M.Hum, Waktum Gerindra DPP Musa Bangun, Ketua DPRD Sumut Drs. Baskami Ginting ketua DPRD Sumut. Ketua DPD Gerindra Gus Irawan Pasaribu yang juga Anggota DPR RI, Johar Arifin, Dr. Arifai Tambunan selaku ketua Panitia dan sejumlah Bupati dan Walikota, dll.
Buya Amirsyah dalam Tausiyahnya mengatakan bahwa filosofi saling memaafkan merupakan budaya yang sangat bagus untuk membangun kebersamaan dan kinerja partai, karena telah menghapuskan sikap dendam, dengki dan khianat serta sikap lain yang dapat memecah belah anak bangsa seperti yang dilakukan para buzzer saat ini harus di akhiri dalam momentum Idul Fitri karena telah saling memaafkan lahir batin.
Buya Amirsyah juga berpesan sangat urgent untuk memperbaiki prekonomian bangsa yang tengah mengalami ujian berat ini diperlukan kepemimpinan negara yang mempunyai kepribadian yang kuat mengutip pendapat Prof. Dr. Syaikh Yusuf al-Qaradhawy sebagai berikut;
Pertama, suka menenebar amal kebaikan (ahsanuhum ‘amalan).
Kedua, unggul kreativitas [afdhaluhum intaajan]
Ketiga, semangat menebar kemanfaatan diri kepada orang banyak [ahrashuhum ‘alal intifaa’)
Keempat, mampu membebaskan kesulitan sesama saudaranya [aqdaruhum ‘alat ta’aawun].
Kelima, menjaga amanat yang diembannya (ar’aahum lil amaanah).
Keenam, menjunjung tinggi. kemashlahatan umum (ahfazhuhum lil mashlahat)
Ketujuh, menghindari kemadharatan dari orang (dar’u al-mafasid muqaddamun ‘ala jalbi al-mashalih) dengan menolak kemafsadatannya dan mengambil kemaslahatan.
Dalam konteks itu kata Buya Amirsyah, Indonesia sebagai negara besar dengan bonus demografi di dasarkan sumber daya alam, seperti tambang emas, nikel, emas dan kekayaan alam lain seperti sawit. Namun sangat ironis berita kelangkaan minyak goreng terus di goreng, tapi kesulitan minyak belum teratasi sehingga kesulitan untuk memperolah minyak goreng.
Begitu juga hutang Indonesia udah sangat memprihatinkan masa depan bangsa harus ada solusi yang cerdas.
Oleh sebab itu butuh SDM dari seluruh anak bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spritual, kecerdasan sosial dan kecerdasan entrepreneurship lewat perguruan tinggi.
“Seperti yang di pesankan oleh Rektor Universiatas Islam Sumatera Utara (UISU), Dr. Yan Jamaludin untuk meningkatkan SDM dalam mengelola sumber daya alam bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.