Jakarta, Panjimas.com – Persiapan menghadapi musim Haji tahun 2022 nanti terus dilakukan dan dikerjakan oleh pemerintah Indonesia. Termasuk juga apa yang dilakukan oleh Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Indonesia di Jeddah. Dimana kegiatan melayani para tamu-tamu Allah itu terus dipersiapkan.
Seperti diketahui bahwa Pemerintah Arab Saudi melalui aplikasi e-Haj mengumumkan untuk tahun ini jemaah haji reguler dari Indonesia mendapat 92.825 kuota. Sementara untuk haji khusus, Saudi juga sudah menentukan jumlah kuotanya, sebesar 7.226 jamaah. Kuota petugas tahun ini berjumlah 1.901 orang. Sehingga, total jumlah kuota haji Indonesia adalah 100.051 orang.
“Dalam hal ini pihak Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan dan KJRI terus berkomunikasi secara intens untuk mempersiapkan akomodasi, transportasi hingga katering bagi jamaah WNI,” ujar Eko Hartono selaku Konjen RI Jeddah.
Lebih lanjut dirinya juga menyampaikan bahwa perusahaan transportasi, katering dan akomodasi harus mempunyai izin khusus untuk melakukan penyelenggaraan ibadah haji. “Ini memerlukan biaya dan SDM. Selama ini perusahaan di Saudi memakai SDM dari luar Saudi,” urainya lagi.
Berkaitan dengan persiapan akomodasi, maka sudah disiapkan 38 hotel di Makkah dan akomodasi di Madinah segera menyusul. “Untuk akomodasi sudah disiapkan 38 hotel di Makkah yang sudah kita kerja samakan,” katanya.
Begitu juga dengan beberapa penyedia transportasi bus juga sudah melakukan kerja sama dengan KJRI Jeddah.
Berkaitan dengan mobilitas jamaah di Arab Saudi, Kemenag bersama KJRI Jeddah sudah menyiapkan tiga jenis layanan transportasi darat. Pertama, layanan angkutan antarkota.
Sedangkan untuk jamaah yang berangkat pada gelombang pertama, rute layanan ini adalah dari Bandara Madinah, Madinah, Makkah, lalu Bandara Jeddah.
Selanjutnya untuk jamaah gelombang kedua, rutenya Bandara Jeddah, Makkah, Madinah, lalu Bandara Madinah.
Khusus di bidang katering juga sudah dibahas dengan para penyedia di Makkah, dengan penegasan agar dimaksimalkan penggunaan produk-produk dari Indonesia.
“Katering juga sudah dibahas dengan para penyedia di Makkah. Kita maksimalkan produk-produk Indonesia dapat masuk dalam katering layanan haji Indonesia,” tandasnya.
Salah satu komponen terbesar dalam katering haji adalah beras. “Kami berusaha memasukkan beras nasional masuk ke Saudi, namun tantangannya adalah produk-produk kita belum tersedia di pasar global,” tegas Eko
Terkait konsumsi, jamaah haji 1443 H akan mendapat layanan makan sebanyak maksimal 119 kali. Jumlah ini terdiri atas 75 kali layanan konsumsi di Makkah, 27 kali di Madinah, 16 kali di Arafah-Mina-Muzdalifah atau Armuzna (termasuk 1 paket snack Muzdalifah), dan satu kali makan di bandara Jeddah (saat kedatangan/ kepulangan).
Sedangkan untuk tenaga musiman atau temus, sekitar 700 orang sedang disiapkan. Sekitar 700 orang tersebut sebagian hasil rekrutmen tenaga musiman tahun 2020 dan sisanya akan dilakukan perekrutan lagi.
Sementara Konjen Eko tengah menunggu keputusan dari Saudi berapa harga paket haji selama di Saudi yang penting untuk tentukan ONH, di mana Pemrintah Saudi akan segera mengumumkannya sehabis liburan lebaran 1443H.
“Mudah-mudahan Pemerintah Arab Saudi segera mengumumkan paketnya sehingga kita bisa mempersiapkan dengan baik. dan tidak jauh berbeda dengan perkiraan kita sehingga ONH kita tidak berubah,” ujarnya.
Konjen Eko juga menyatakan waktu yang tersedia untuk finalisasi penyiapan layanan tidak banyak. Sebab, Pemerintah Arab Saudi baru mengumumkan kepastian kuota pada pertengahan April 2022, atau sepekan sebelum libur dan cuti lebaran. Padahal, jamaah kloter pertama akan diberangkatkan pada 4 Juni 2022.
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama mengumumkan, proses finalisasi jamaah haji yang berangkat tengah dikebut, khususnya setelah adanya kepastian jumlah kuota jamaah Indonesia.