Jakarta, Panjimas.com – Berita menyedihkan kembali datang dari negara Palestina. Dalam sepekan terakhir tentara Israel melakukan penyerangan terhadap Masjidil Aqsa. Mereka kemudian melakukan penangkapan terhadap para penjaga mesjid.
Dalam banyak video yang beredar, tampak tentara Israel merangsek masuk ke dalam mesjid dan menembakkan peluru. Korban luka-luka kemudian dibawa oleh tenaga medis yang menggunakan mobil golf.
Kejahatan pasukan Israel diungkap dalam kajian kepalestinaan yang digelar oleh Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha (KPIPA) bekerjasama dengan Adara Relief Internasional pada Selasa (19/4). Kajian yang mengangkat tema “Menghadirkan Surga dalam Keluarga” dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting dan disiarkan langsung di kanal Youtube Adara Relief Internasional.
Ketua KPIPA, Nurjanah Hulwani, menyebutkan bahwa dalam sepekan terakhir Israel telah melakukan tiga kejahatan yang melampaui batas.
“Pertama, penodaan besar-besaran terhadap Masjidil Aqsa yang dilakukan di bulan suci Ramadhan. Kedua, penangkapan 400 penjaga Masjidil Aqsa. Mereka ditangkap karena berusaha menghalangi rencana Yahudi yang akan mengadakan pesta dengan menyembelih hewan secara besar-besaran di Masjidil Aqsa. Ketiga, mereka melakukan penganiayaan secara keji terhadap murabitin dan murabitah,” paparnya.
Nurjanah mengajak peserta yang hadir untuk memberitakan kekejian yang dilakukan Israel melalui berbagai media. Menurutnya, berita yang beredar belum mengungkap penderitaan yang dialami warga Palestina.
“Seperti yang diceritakan langsung oleh ibu Palestina yang bertemu dengan saya, yang diberitakan di media mungkin hanya 10-20% dari penderitaan yang mereka alami. Realita sesungguhnya jauh lebih sadis,” tutur Nurjanah.
Karena itu, ia berharap kaum muslimin khususnya mau memanfaatkan sarana yang ada untuk menyebarluaskan kekejian yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap warga Palestina.
Ia kemudian menjelaskan tentang tema kajian. Menurutnya, contoh nyata keluarga yang menghadirkan surga adalah keluarga Palestina. Ibu-ibu rumah tangga tidak hanya mempersiapkan generasi pejuang. Namun, mereka juga mengambil peran sebagai murabitah yang menjaga Masjidil Aqsa dari pendudukan Israel.
Sementara itu, Lubna Nasser yang menjadi pembicara kedua berpesan agar para ibu memperhatikan pendidikan anak dengan baik. Tugas ibu yang sangat besar adalah menanamkan kebajikan dalam diri anak sejak lahir sehingga akan menghasilkan generasi Islam yang kuat. Selain ibu, yang sangat berpengaruh dalam pendidikan anak saat ini adalah lingkungan, teman, dan media sosial.
Lubna mengatakan, ibu-ibu di Palestina memiliki keistimewaan berupa kemampuan mentransfer nilai-nilai luhur nenek moyang mereka seperti cinta tanah air dan mempertahankan agama. Mereka berhasil mendidik anaknya sehingga generasi muda Palestina memiliki keyakinan kuat bahwa Allah akan memberi kemenangan. Keyakinan ini yang mebuat ibu dan anak Palestina tidak pernah takut menghadapi kekejian penjajah.
Ia menambahkan, ibu-ibu Palestina menanamkan beberapa sifat kepada anak-anaknya. Pertama, selalu berusaha mencapai tujuan, yaitu memerdekakan Palestina. Kedua, memiliki cita-cita dengan mengutamakan pendidikan. Ketiga, menanamkan cinta Qur’an.
Di bulan Ramadhan penderitaan rakyat Palestina tidak berakhir. Seorang anak terpaksa mengais tempat sampah untuk mencari makanan bagi keluarganya. Di tempat lain, seorang anak yatim menderita sakit saluran pernapasan, sementara ibunya tidak punya biaya untuk pengobatan. KPIPA bekerjasama dengan Adara Relief Internasional membuka kesempatan bagi para donatur untuk menyumbangkan dana bagi perjuangan rakyat Palestina.