Jakarta, Panjimas.com – Pimpinan AQL Islamic Center, Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) menyampaikan sejumlah poin pelajaran penting dari peristiwa serangan Zionis Israel ke Masjidil Aqsha akhir-akhir ini.
UBN mengatakan, serangan Israel ke Al Aqsha itu menunjukkan ada sekelompok orang yang tidak menginginkan kehidupan masyarakat harmoni dengan nilai agama yang sesungguhnya, yakni Islam yang menginginkan salam (perdamaian dan kesejahteraan).
“Mereka dengan semua dalih agama menjadikan agama sebagai sarana membuat keonaran, diskriminasi dan perpecahan di masyarakat lalu menjadikan Islam sebagai sasaran (tembak) utamanya,” ungkap UBN dalam keterangannya, Senin pagi (18/04/2022).
Pelajaran lainnya, lanjut UBN, menghadapi Zionis Israel tidak boleh hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri atau ikhtiar kemanusiaan. Sebab jika dari sisi manusia, Nabi Musa AS pun tidak berhasil membawa Bani Israel ke Baitul Maqdis. Sehingga mereka dihukum oleh Allah terlunta-lunta mendiaspora selama 40 tahun di Padang Tiih.
“Karena itu pelajaran penting, sebagai umat Muhammad Saw agar senantiasa menjadi pengikut yang setia. Membenarkan yang dibawanya, Al-Qur’an. Harus kita tingkatkan keimanan kita,” tambahnya.
UBN menegaskan, di bulan Ramadhan ini orang-orang Zionis Israel tidak akan pernah rela dengan peningkatan kualitas iman dan takwa umat Islam.
“Karenanya Allah sudah wanti-wanti jangan sampai kita terprovokasi. Artinya katakan pada diri sendiri, saya tidak marah sekalipun kamu provokasi karena saya sedang berpuasa. Puasa saya berfungsi untuk mengendalikan emosi saya,” kata dia.
Hikmah lain, kata UBN, sekaligus hal ini harus menjadi sikap bersama bahwa Al Quds (Al Aqsha) sebagai kiblat pertama umat Islam dan kota suci ketiga umat Islam tidak ada bedanya dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Secara struktur berziarah ke tiga masjid ini adalah hal yang dianjurkan oleh Nabi Saw.
“Karena ketiganya memiliki tingkat kesucian dan kesakralan yang sama di mata Allah SWT dan harus menjadi isu utama dalam setiap aktivitas gerak umat dalam membangun peradaban,” ungkapnya.
Menurut UBN, tidak mungkin kita mencapai peradaban Islam yang besar di muka bumi selama kita mengabaikan persoalan tanah suci kita yang sedang dinistakan oleh kelompok Zionis ini.
Dan kita harus bersatu dengan potensi yang kita miliki melakukan perbaikan-perbaikan di muka bumi ini,” tandasnya.
UBN kembali mengingatkan, Al-Aqsha telah terjajah selama 74 tahun.
“Tanah suci itu ternistakan, dirusak dan dikotori oleh para pelaku pendudukan (al mukhtal) dari kalangan-kalangan yang menginginkan kerusakan di Tanah Suci itu,” pungkasnya.