SOLO (Panjimas.com) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Solo Raya menggelar aksi unjuk rasa yang bertajuk ‘Solo Raya Menggugat’ di Bundaran Gladak, Solo, Kamis (14/4/2022).
Aksi tersebut dihadiri oleh ribuan mahasiswa dari 18 perguruan tinggi di Solo Raya di antaranya BEM UMS Solo, UIN Raden Mas Said, Unisri, IIM, USB, dan beberapa kampus lainnya.
Berdasarkan pantauan Panjimas.com, mahasiswa tersebut berkumpul di sekitar Ngarsopuro kemudian melakukan longmarch menuju titik lokasi utama sesuai yang diumumkan melalui flyer yang tersebar di media sosial pada pukul 14.00 WIB.
Setibanya di lokasi, mereka membentuk lingkaran dan melakukan orasi secara bergiliran di atas mobil komando tepat di barat Patung Tembak Bundaran Gladak menghadap ke barat. Yel-yel mereka teriakan sebagai penyemangat aksi seperti biasanya.
“Hidup mahasiswa, hidup rakyat indonesia, hidup perempuan yang melawan, kecuali Puan (Ketua DPR RI .red),” teriak yel-yel salah satu orator.
Spanduk-spanduk dibentangkan dengan kalimat aspirasi mereka seperti #Hancurkan Oligarki, Presiden Medot Janji, BBM (Bahan Bakar Mahal), dan spanduk menggelitik lainnya.
Koordinator Aliansi BEM Solo Raya Widi Adi Nugroho mengatakan mereka berunjuk rasa untuk menyampaikan 3 tuntutan. Tak ada tuntutan atau penolakan perpanjangan jabatan presiden 3 periode.
Ketiga tuntutan mahasiswa yakni menolak kenaikan harga minyak goreng, kenaikan harga dan kelangkaan BBM, serta pengkajian ulang UU Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Kami menyoroti kenaikan harga minyak goreng, kenaikan harga dan kelangkaan BBM, serta pengkajian ulang UU IKN. Tuntutan itu kami rasa adalah hal yang paling urgent,” kata Widi.
Aksi yang dikawal aparat kepolisian tersebut berlangsung damai tanpa suatu hal yang merugikan. Meskipun, lalu lintas sedikit tersendat karena banyaknya jumlah masa aksi atau mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa tersebut.