Jakarta, Panjimas.com – Kemarahan Jokowi kepada para bawahannya yang dipicu oleh adanya 4 jenis barang yang pengadaannya dilakukan dengan cara impor tentu jelas-jelas sangat dapat difahami karena barang-barang yang mereka beli tersebut adalah barang-barang yang bisa kita buat sendiri.
Oleh karena itu menurut Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas bahwa tindakan dari para pejabat ini tentu jelas tidak bisa kita terima karena hal demikian jelas-jelas mencerminkan bagaimana rendah dan telah rusaknya rasa nasionalisme dari para penyelenggara negara ini karena mereka tampak sekali tidak tahu dan tidak mengerti dengan baik tentang apa yang harus menjadi misi dan tugas utama dari pemerintah seperti yang diamanatkan oleh konstitusi yaitu melindungi rakyat dan mensejahterakan mereka.
“Jadi semestinya secara politik dan ekonomi cara berfikir dan bertindak mereka haruslah memihak dan mendahulukan kepentingan rakyatnya dengan cara membeli produk-produk yang dibuat oleh anak-anak bangsanya sendiri bukan dengan membeli produk-produk impor tersebut,” ujar Buya Anwar
Masih menurut Waketum MUI tersebut bahwa hal itu penting diketahui oleh semua pejabat pemerintah sebagai bentuk komitmen dan kepatuhan mereka terhadap amanat konstitusi agar kehidupan ekonomi dan produksi nasional kita bisa meningkat sehingga dunia usaha dan kehidupan rakyat kita di dalam negeri bisa berkembang dengan baik dan dinamis serta rakyat kita bisa hidup dengan sejahtera.
Tetapi hal itu tampaknya tidak difahami dengan baik oleh para pejabat pemerintah yang ada sehingga terjadilah apa yang kita lihat dan saksikan sendiri dimana presiden Jokowi tampak sangat-sangat marah dengan tindakan dari para pejabat yang merupakan pembantunya tersebut.
“Oleh karena itu adalah wajar bila ada yang bertanya negara ini akan di bawa kemana karena para pejabatnya terlihat sudah tipis sekali rasa nasionalismenya sehingga nasib rakyatnya seperti yang diamanatkan oleh konstitusi sudah tidak lagi dijunjung tinggi dan diperhatikan oleh para pejabat negaranya. Kasihan sekali nasib rakyat dan bangsaku,” pungkasnya.