YOGYAKARTA (Panjimas.com) – Gus Miftah menggelar pementasan wayang kulit di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat, 18 Februari 2022 malam.
Pementasan wayang kulit yang dibawakan oleh Dalang Ki Warseno Slenk , Lakonnya Begawan Lomana Mertobat tersebut sebagai respon anggapan wayang haram dalam ceramah seorang ulama yang viral di media sosial baru-baru ini. Pagelaran tersebut ditayangkan kanal youtube Pojok Tradisi pada Sabtu (19/2/2022).
Namun, polemik justru kembali terjadi, dalam pertunjukan wayang tersebut Dalang Ki Warseno memainkan sebuah wayang yang penggambarannya mirip sosok ustadz Khalid Basalamah atau sering disingkat UKB. Wayang tersebut memiliki wajah mirip wajah ustadz Khalid, lengkap dengan jenggot. Wayang itu juga digambarkan memakai baju jubah panjang berwarna merah jambu dengan peci warna senada.
Dalam pertunjukan wayang tersebut, Dalang Ki Warseno di tengah-tengah pertunjukan menampilkan tokoh wayang yang gambarnya mirip Ustadz Khalid Basalamah. Wayang ustadz Khalid yang sering mengucapkan kalimat dzikir dalam Islam pun disambut tertawaan oleh para penonton.
Wayang ustadz Khalid itu dipertemukan dengan sejumlah tokoh pewayangan, seperti Arjuna, Gatot Kaca, hingga Hanoman. “Dimusnahkan,” kata Dalang Ki Warseno membuka percakapan ketika wayang ustadz Khalid muncul pertama kali.
Dalam dialog yang lain, wayang ustadz Khalid ditanya oleh karakter wayang lain. “Mau ke Sarkem, mas?”
“Innalillahi,” jawab wayang ustadz Khalid.
“Piye kok, wong Gus Miftah ditawari purun, bar pengajian (Bagaimana ini, Gus Miftah saja ditawari mau sehabis pengajian) Wooo bosok, as*.”
Sarkem yang dimaksud merujuk kepada Pasar Kembang di Yogyakarta, tempat lokalisasi PSK.
Selain itu, wayang ustadz Khalid juga dipertemukan dengan sebuah karakter wayang perempuan yang diduga sebagai penggambaran seorang pekerja seks komersil (PSK). Sang dalang langsung memainkan wayang ustadz Khalid memeluk karakter wayang perempuan sembari berkata, “Ah sunnah Rasul.”
Ki Warseno lalu memainkan dialog seperti sedang merayu dan bertransaksi alias tawar menawar antara wayang ustadz Khalid dengan wayang PSK tersebut.
“Ya jangan segitu dong,” kata karakter wayang perempuan.
“Ana cuman bawa lima real. Masak tidak bisa?” jawab karakter wayang ustadz Khalid.
“Ya jangan segitu, masak lima real. Saya kerja dari pagi sampai pagi ini belum dapat-dapat ini.”
“Kalau begitu saya undakan ya.”
“Undakan itu bahasa apa, Mas?”
“Saya kasih peningkatan. Insya Allah tidak jadi saya musnahkan. Faa insya Allah asal kita ijab qobul.”
Dalang Ki Warseno lalu memainkan seolah-olah wayang ustadz Khalid merangkul karakter wayang perempuan. kemudian, wayang ustadz Khalid dipertemukan dengan karakter wayang Baladewa. Di adegan ini, Ki Warseno menghancurkan wayang ustadz Khalid lewat karakter wayang Baladewa. Saat adegan tersebut, diikuti dengan umpatan dan kata-kata kotor oleh sang dalang. Video yang mendapat sorotan warganet tersebut berjalan sekitar 4.34 menit pertama.
Tayangan pementasan wayang tersebut menurut deskripsi unggahannya menyebut bahwa Ki Warseno melakonkan sesosok wayang mirip khalid basalamah dengan narasi yang sengaja dia buat atas kekecewaan pernyataan ustadz Khalid Basalamah yang mengharamkan wayang.
Polemik wayang haram bermula dari ancaman Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Wilayah Banyumas Raya bakal melaporkan ustadz Khalid Basalamah ke Bareskrim Mabes Polri terkait dengan viralnya video ceramah di media sosial yang menyatakan wayang lebih baik dimusnahkan atau dihilangkan.
“Kalau hanya dinyatakan dilarang (dalam Islam), itu sudah biasa. Tapi dalam anak kalimat berikutnya ada ujaran ‘lebih baik dimusnahkan’, ini sangat menyakitkan kami,” kata Koordinator Pepadi Wilayah Banyumas Raya, Bambang Barata Aji di Banyumas, Jawa Tengah, seperti dinukil dari Antara, Ahad (13/2/2022).
Ustadz Khalid Basalamah yang diacam akan dilaporkan ke polisi langsung mengklarifikasi sekaligus meminta maaf terkait video tersebut. Meski begitu, Ustadz Khalid menyampaikan jika tidak ada kata-kata darinya yang mengharamkan wayang dalam potongan video viral di media sosial tersebut.
Dalam akun resmi Instagramnya, @khalidsasalamahofficial, Senin (14/2/2022), Ustadz Khalid menegaskan dalam jawaban di potongan video yang viral tersebut, tidak ada kata-katanya yang mengharamkan wayang. Ia menyampaikan hanya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi.
“Video ini teman-teman kami buat untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas potongan pertanyaan yang diajukan salah satu cuma beberapa tahun baru di Masjid Blok M di Jakarta, dan sekaligus jawaban kami tentang masalah wayang,” kata Ustadz Khalid.
“Saya akan coba mengklarifikasi jawaban kami, saya coba bagi menjadi tiga bagian saudaraku seimam juga sebangsa dan setanah air. Yang pertama adalah lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban seorang dai Muslim kepada penyanya Muslim. Itu dulu batasannya.”
“Dan saya pada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan,” kata Ustad Khalid menegaskan.
“Saya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi, makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, tidak ada masalah dan kalau bentrok sama Islam ada baiknya ditinggalkan, ini sebuah saran.” terangnya.