SOLO (Panjimas.com) – Kerumunan pesta lampion Imlek 2022 di kawasan Balaikota dan Pasar Gede Surakarta, akhirnya mendapat kritikan dari pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta.
Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta Sugeng Riyanto meminta Pemkot Surakarta untuk segera mengambil langkah-langkah taktis terkait meningkatnya angka kasus Covid-19 beberapa hari terakhir, salah satunya melepas lampion di kawasan Pasar Gede dan Balai Kota.
Ia juga menyayangkan terbitnya kebijakan menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah yang berlangsung sejak Senin (7/2/2022) kemarin. Menurutnya hal itu tidak cukup untuk mengurangi potensi persebaran Covid-19.
“Semangatnya adalah mengurangi atau menghilangkan peluang-peluang terjadinya kerumunan yang berpotensi menyebarkan virus,” terangnya, Selasa (8/2/2022).
Politikus PKS itu mengatakan Pemkot seharusnya lebih melarang kegiatan yang menyebabkan kerumunan tersebut daripada menghentikan PTM.
“Artinya ketika PTM tiba-tiba diubah menjadi PJJ, maka kerumunan yang tidak menyangkut hal dasar hidup masyarakat mestinya juga dilarang oleh Pemkot Solo. Itu jika memang mau serius meminimalikan terjadinya risiko persebaran Covid-19,” tuturnya.
Ia melanjutkan, sudah semestinya keberadaan lampion di depan Pasar Gede dan Balai Kota Solo dilepas atau diturunkan karena kegiatan yang melatarbelakangi pemasangan lampion tersebut juga sudah lewat. Bila tetap terpasang, lampion-lampion tersebut akan terus memicu kerumunan.
Dilansir kumparan.com, atas desakan dari pimpinan DPRD tersebut, Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka bergeming. Ia hanya mematikan lampion sementara untuk waktu.
“Kemarin kesepakatannya dimatiin dulu. Pokoknya dalam seminggu ini kami evaluasi semua,” tegasnya.
Menurut Gibran, Pemkot Solo hanya ingin mengurangi aktivitas warga untuk mengendalikan jumlah kasus harian COVID-19.
“Kami nggak mau mempersulit warga dalam mencari rezeki atau melakukan kegiatan ekonomi. Event-event juga tetap berjalan dan semoga minggu depan sudah bisa PTM lagi,” kata Gibran.
Namun, menurut Sugeng Riyanto, pemadaman lampu lampion tersebut tak menjadi solusi mencegah kerumunan masyarakat. Ia menilai langkah putra Presiden Jokowi tersebut bukan solusi karena masyarakat terus berdatangan dengan berfoto ria di sekitar lampion.
“Lampion dimatikan bukan solusi,” katanya, Selasa (8/2/2022).
Agar tak terjadi kerumunan, ia mengatakan bahwa sumber penyebab kerumunan tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu.