JAKARTA, Panjimas.com – Kembali Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuat pernyataan dan sikap yang membuat banyak pihak mempertanyakan tentang keberadaan lembaga tersebut.
Salah satunya adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Pusat Dr. Amirsyah Tambunan yang turut mempertanyakan informasi terkait dengan ratusan pesantren yang disebut terafiliasi dengan terorisme oleh Badan Nasional Penggulangan Terorisme (BNPT).
“Atas dasar apa pendataan tersebut, apa metodologinya, apakah merupakan hasil kajian resmi BNPT? Banyak pihak mempertanyakan infomasi terasebut, karena telah menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujar Sekjen MUI itu pada hari Rabu (26/01/2022), seperti dilansir Republika.co.id.
Dirinya juga mengungkapkan, pernyataan Kepala BNPT yang menyebut adanya ratusan pondok pesantren terafiliasi terorisme dapat menimbulkan masalah.
“Setidaknya ada dua bahaya yg menjadi masalah tersebut, pertama, menimbulkan keresahan bagi masyakat sekitar, kedua, membuat masyarakat kurang aman dan nyaman. Mestinya BNPT melakukan praventif bersama lembaga terkait, sehingga tidak muncul info ini di publik,” kata Amirsyah.
Amirsyah mengaku terkejut membaca dokumen terkait hal ini. Dia meminta agar secara kelembagaan BNPT menjelaskan ke publik, agar tidak menimbulkan stigma negatif kepada kelompok tertentu, terutama pondok pesantren.
“Bagi saya kelompok ekstrim terorisme ada pada kelompok ekstrim kiri seperti KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua, namun tidak pernah diungkap ke publik sebagai kelompok terorisme. Jadi jangan seolah-olah kelompok pesantren yang di sasar. Ini sikap yang tidak mencerminkan keadilan sesuai Pancasila sila keempat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
Amirsyah mengatakan, selama ini MUI telah melakukan upaya penyebaran Islam rahmatan lil ‘alamin dengan menyebarkan manhaj wasathiyatul Islam (Islam wasathiyah) sesuai perinsip keadilan dan kesetaraan untuk kemaslahatan umat dan bangsa untuk melindungi umat (himayatul ummah) dengan bermitra bersama pemerintah (shodiqul hukumah).
“Jadi saya mengajak semua pihak hentikan narasi menyudutkan kelompok tertentu dengan Islamofobia,” pungkas Amirsyah.