SUKOHARJO (Panjimas.com) – Sekretaris Jenderal Majelis Mujahidin Indonesia ustadz Shobbarin Syakur turut hadir dalam kesempatan memberikan penghormatan terakhir kawan seperjuangannya ustadz Adi Basuki di rumah duka. Ia sangat mengenal sosok almarhum selama hidupnya.
“InsyaAllah pak Adi Basuki ini paska beliau pensiun kemudian bertempat tinggal di Cemani itu senantiasa membersamai umat baik di tingkat kampung maupun di masyarakat luas dan juga di pergerakan. Beliau memang termasuk awal yang ikut Majelis Mujahidin di Solo ini dan bahkan masya Allah sampai karena semangatnya itu rumahnya itu dikasih profil lambang Majelis Mujahidin. Intinya beliau ingin bagaimana menegakkan syariat itu di lembaga negara,” terang ustadz Shobbarin kepada Panjimas.com, Rabu (19/1/2022).
Ustadz Shobbarin mengenal almarhum selama tugas dakwahnya di Majelis Mujahidin banyak berinteraksi mulai masyarakat maupun pemerintah. Mulai tentara, polisi, hakim dan sebagainya.
“Intinya ingin menyadarkan mereka semuanya bahwa syari’at islam apabila dilaksanakan dalam kehidupan bernegara ini akan memberikan rahmat bagi siapa saja bukan hanya umat islam,” tuturnya.
Ustadz Shobbarin mengenang pertemuan terakhirnya sekitar 5 hari yang lalu sebelum meninggal. Ia berbincang berbagai persoalan namun tak lagi berbicara tentang pergerakan karena kondisinya yang sudah rentan. Dikatakan ustadz Shobbarin bahwa ia tetap semangat meski dalam kondisi tersebut.
Dalam amar makruf nahi munkar, dikatakan ustadz Shobbarin, almarhum terkadang bergerak sendiri tanpa pengerahan masa karena hubungan baik dengan aparat dan ia memahami aturan yang berlaku.
“Termasuk untuk menutup gereja kemudian ada kecurangan biasanya beliau kadang bergerak sendiri itu sudah selesai, tidak harus pakai demo, tidak harus pakai ini. Karena beliau tahu, karena dekat dengan aparat juga, dan tahu aturannya, supaya kita bisa untuk polisi bergerak cepat sebelum umat Islam kemudian melakukan semacam unjuk rasa,” kenang ustadz Shobbarin.