JAKARTA (Panjimas.com) – Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun berkomentar terkait presidential threshold yang baru-baru ini sedang jadi sorotan publik.
Menurutnya, banyak pihak yang menginginkan agar peraturan tentang presidential threshold direvisi agar peserta pemilihan presiden lebih beragam latar belakangnya, tidak hanya berasal dari partai-partai tertentu atau besar saja.
Lewat video yang tayang di kanal Youtubenya, Refly menyebut bahwa beberapa pihak menyatakan sebagai pendukung tokoh misalnya seperti Anies Baswedan, Puan Maharani, Prabowo Subianto, Airlangga Hartanto yang berpotensi maju pilpres pada tahun 2024.
Refly mengatakan bahwa pihak yang memberikan dukungan kepada tokoh-tokoh tersebut karena ingin semua tokoh yang potensial baik di pusat maupun daerah bisa berlaga di pilpres 2021.
“Sehingga semua calon pemimpin potensial, baik di pusat maupun di daerah itu bisa berlaga. Jadi nanti kita bisa bertemu dengan genuine leader betul-betul sosok yang memang bisa membawa negara ini,” kata Refly Harun yang dikutip Panjimas.com, Rabu (15/12/2021).
Refly menyoroti dampak diterapkannya presidential threshold yang berpotensi menyebabkan beberapa tokoh yang dijagokan untuk maju sebagai capres tersebut menjadi terhambat langkahnya.
“Ini salah satu dampak dari akibat diterapkannya threshold 20% atau 25% suara,” ungkapnya.
“Jadi bisa jadi jagoan yang kalian jagokan seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo tidak bisa nyalon,” imbuhnya.
Refly kemudian menyinggung tentang oligarki kekuasaan yang memborong semua kekuatan sosial politik. Menurutnya, mereka akan menguasai parpol yang ada dan tinggal membelah dua.
Refly kemudian membuat gambaran apabila pemegang kursi mayoritas di parlemen bersikap kompak saat pilpres nanti, maka tidak akan ada calon lain yang bisa berlaga.
“Misalnya sekarang istana menguasai 82% kursi parlemen yang lolos, parlemen threshold maka tidak ada calon lain kalau mereka kompak,” jelasnya.
Dari ilustrasi tersebut, Refly mengatakan bahwa mereka tinggal membelah dua kekuatan. Satu Prabowo Puan, satu calon lain memungkinkan para ketua umum dari 7 partai tersebut.
Selanjutnya, menurut Refly pasangan kedua bisa dibentuk dari dua di antara lima ketua parpol yang tersisa.
“Jadi berarti tinggal 5, maka tinggal dibentuk pasangan diantara Surya Paloh, kemudian Suharso Monoarfa, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Zulkifli Hasan,” ucapnya.
“Slotnya tinggal satu saja, diantara mereka tinggal bagaimana kesepakatan lalu ya diadu dengan Prabowo, Puan yang merupakan kontestasi yang kira-kira cuma main-main saja. Tidak serius begitu,” sambungnya.
Jika hal itu benar-benar terjadi, Refly menyebut para pendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo hanya bisa gigit jari karena jagoan mereka tak bisa berlaga.
“Makannya kita harus menghilangkan kemungkinan ini, sekecil apapun itu,” ucap Refly.
“Jadi mereka yang menjagokan Anies akan gigit jari, yang menjagokan Ganjar juga akan gigit jari kalau modelnya oligarki seperti itu ya,” pungkasnya.