PURWAKARTA, Panjimas.com – Selaku Sekjen MUI, Dr Amirsyah Tambunan turut hadir dan memberikan sambutan pada acara pengajian Al Hidayah (5/12/2021) yang diselenggarakan di Yayasan Pesantren Global Cahaya Nubuwwah Insani. Turut hadir pula di acara tersebut, Nadraruzzaman Husein sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Pesantren Global Cahaya Nubuwwah Insani.
Pada saat yang sama dilakukan pula acara pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pengajian Al-Hidayah Kecamatan Darangdan dan Bojong yang diselenggarakan di Yayasan Pesantren Global Cahaya Nubuwwah Insani, yang juga turut dihadiri oleh Bupati Purwakarta Hj. Anne Ratna Mustika, S.E.
Bupati Purwakarta yang lahir pada 28 Januari 1982 tersebut adalah Bupati Purwakarta periode 2018-2023. Dirinya tercatat adalah bupati wanita pertama Kabupaten Purwakarta.
Bupati dalam sambutannya mengatakan komitmennya membangun sumber daya manusia (SDM) melalui dunia pendidikan sehingga pendidikan di
Kabupaten Purwakarta dapat berkembang dengan pesat sehingga bisa menggelobal sesuai nama CGNI. Ini mempunyai daya tarik karena selain alam yang indah juga berdekatan juga dengan istilah global.
Turut hadir Pimpinan pengajian Al Hidayah dan pendiri dan Pengurus Yayasan GCNI antara lain : Sekolah IEBS, Ummi Hj. Enny Tin Suryanti, SE serta para Asatidz ikut bergabung mensyiarkan pengajian tersebut.
Dalam acara itu juga dilakukan penyerahan lahan wakaf dan pembangunan GCNI dari keluarga Umi Heny dan gedung Asrama bantuan BPKH
Lebih lanjut Buya Amirsyah berpesan bahwa pendirian Yayasan tersebut tersebut merupakan bagian dari amal jariyah sebagaimana pesan Allah Swt dalam Surat al Munafiqun pada ayat : 9-10
Dalam surat tersebut, Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman agar menjaga diri dari dua hal ; Pertama, harta dan anak yang dapat melalaikan seseorang dari mengingat Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”
Kedua, Allah menegaskan orang yang menyesal ketika enggan berinfaq sehingga ingin kembali hidup ke dunia untuk berinfaq, bershadaqah dan berwakaf. وَاَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِىَ اَحَدَكُمُ الۡمَوۡتُ فَيَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡلَاۤ اَخَّرۡتَنِىۡۤ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيۡبٍۙ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِيۡنَ
Wa anifquu mim maa razaqnaakum min qabli any-yaatiya ahadakumul mawtu fa yaquula rabbi law laaa akhkhartaniii ilaaa ajalin qariibin fa assaddaqa wa akum minassaalihiin
Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali).
“Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.”
“Oleh karena mari kita jadikan lembaga pendidikan CGNI sebagai ladang amal untuk mengambangkan SDM yang unggul iman dan tawa (Imtaq) dan unggul Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek),” pungkasnya.