JAKARTA, Panjimas.com – Banyak hal yang berubah dan tidak bisa dilakukan selama masa Pandemi yang sudah berlangsung selama hampir 2 tahun ini. Termasuk aktivitas kegiatan dakwah Keislaman.
Namun biar bagaimanapun proses dakwah Islam wajib terus dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Termasuk saat pandemi Covid-19 dengan pemberlakukan PSBB dan PPKM yang mewajibkan setiap orang menjaga jarak dan melarang pertemuan-pertemuan fisik untuk kegiatan-kegiatan yang disebut sektor non-esensial.
“Dakwah tidak melihat kondisi pandemi atau non-pandemi. Namun karena kondisi pandemi ada siyasah atau strategi-strategi khusus dalam berdakwah,” ungkap Ketua Bidang Dakwah PP Ikatan Da’i Indonesia (IKADI), Ustaz H. Atabik Luthfi dalam konferensi pers di Kantor PP Ikadi, Jl Bambu Apus Raya, Jumat sore (12/11/2021).
Salah satu cara dakwah di masa pandemi, lanjut Ustaz Atabik adalah dengan cara digital. Hingga ia menyebut salah satu hikmah pandemi adalah menjamurnya dakwah-dakwah digital.
“Sekarang menjamur dakwah-dakwah digital di berbagai wilayah. Masing-masing wilayah memiliki chanel YouTube,” kata Ustaz Atabik.
Meskipun pertemuan secara fisik di masa pandemi (PSBB diperketat dan PPKM Darurat) dibatasi bahkan dilarang, dakwah yang dilakukan para dai Ikadi terus berjalan. Kajian rutin pekanan menggunakan sarana digital. Bahkan, Ketua Umum Ikadi Kiai Achmad Satori Ismail juga tetap ngaji kitab Ihya’ Ulumuddin secara online yang bisa diakses seluruh lapisan masyarakat.
“Allah bukakan pintu dakwah digital melalui chanel-chanel YouTube. Dakwah terus berjalan bahkan trennya meningkat. Ramadhan tahun lalu kami sampai kesulitan menetapkan jadwal waktu. Inilah hikmah dakwah di masa pandemi,” kata mantan Anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) itu.
Terkait kehidupan ekonomi para dai Ikadi di masa pandemi, Ketum Ikadi Kiai Achmad Satori Ismail mengungkapkan, anggotanya rata-rata telah mandiri secara ekonomi. Mayoritas para dai Ikadi berprofesi sebagai pengajar, baik guru maupun dosen. Selain itu ada yang berwirausaha.
“Tapi kita sudah tanamkan agar dai bersikap wara’ dan tidak tamak terhadap dunia,” kata Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu.
Pernyataan Kiai Satori diamini Bendahara Umum Ikadi, HM Aniq Syahuri. Para dai Ikadi, kata Ustaz Aniq, insyaalah sudah sejahtera. Sehingga tidak ada persoalan serius terkait kehidupan ekonomi saat pandemi.
Bukan hanya para dainya, Ikadi sebagai organisasi dakwah pun telah mencanangkan kemandirian organisasi melalui program-program ekonomi. Melalui pendirian lembaga wakaf hingga koperasi syariah.