JAKARTA, Panjimas.com – Kembali kaum liberal dan sekuler mencoba melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap ajaran Islam. Walaupun banyak tokohnya yang saling bergantian menghina dan melecehkan Islam tapi intinya sama yakni, merendahkan dan mencoba mengutak-atik ajaran Islam yang sudah sempurna dan mulia.
Kali ini sebuah komentar disampaikan salah satu pentolan kaum sekuler yakni, Ade Armando yang mengatakan bahwa perintah salat lima waktu itu tidak ada dalam Al-Qur’an dan ramai dibicarakan di dunia maya. Adalah Dr Amirsyah Tambunan MA yang meminta salah satu pentolan liberal itu tak membuat pernyataan di luar kapasitasnya.
“Ya kalau memang kompetensinya komunikasi, maka berkomentarlah soal komunikasi supaya tidak bias. Komentar itu harus sesuai dengan keahliannya, bukan berkomentar untuk sensasional,” ujar Sekjen MUI itu.
Dirinya juga menjelaskan bahwa perintah salat itu merujuk pada ayat suci Al-Qur’an. Kemudian hal itu dirinci lebih lanjut dalam hadis.
“Begini yah, memahami ajaran Islam itu harus berdasarkan Al-Qur’an dan hadis serta ijtima ulama dengan menggunakan akal pikiran yang sehat. Jadi banyak penafsiran akhirnya harus sepakat para ulama. Tegas bahwa dasar hukum salat itu memang merujuk kepada Al-Qur’an dan hadis Rasulullah Saw. Berdasarkan itu perintah salat itu disebutkan di dalam Al-Qur’an secara umum kemudian dijelaskan lebih rinci berdasarkan hadis Rasulullah SAW dengan syarat para ulama yang memiliki kompetensi memahami Al-Qur’an dan hadis itu. Lima waktu itu adalah perintah salat yang dinyatakan di Al-Qur’an dan hadis dan para ulama telah sepakat memahami perintah 5 waktu,” tuturnya pada hari Rabu, (3/11/2021)
Jadi kembali ditegaskan oleh Sekjen MUI itu bahwa mereka-mereka yang bisa menyampaikan pandangan terkait ajaran agama Islam itu adalah ulama kompeten. Mereka yang tidak memiliki kompetensi diminta menahan diri.
“Sehingga bisa saya sampaikan begini, bahwa berdasarkan Alquran dan hadis serta ijtima ulama yang berkompeten yang memahami itulah yang berhak memberikan komentar dan pendapat soal syariat Islam. Selanjutnya yang kedua adalah, orang yang tidak punya kemampuan dan kompeten serta tidak memiliki dasar keilmuan yang otoritatif soal perintah salat lima waktu, serta prinsip dasar Al-Qur’an dan Hadis serta Ijtima ulama, sebaiknya tidak berkomentar ya, karena bisa jadi bias pemahaman,” tegas Amirsyah Tambunan kepada media.
Lebih lanjut Sekjen MUI itu juga menyarankan Ade Armando untuk fokus di bidangnya. Menurutnya masih banyak hal lain yang menarik dalam bidang komunikasi selain membahas soal syariat Islam yang bukan bidangnya itu.
“Sebab di bidang komunikasi masih banyak juga yang bisa dikomentari. Contoh bidang komunikasi ilmu yang sangat-sangat luas dan pengaruhnya besar yaitu komunikasi yang bermanfaat untuk kemaslahatan, bukan komunikasinya yang menimbulkan kegaduhan, bukan komunikasi yang menimbulkan adu domba,” tandas Amirsyah.
Dalam salah satu video yang kemudian menjadi viral, Ade Armando mempertanyakan soal mereka yang tak menjalankan syariat berarti mengingkari Islam. Jika begitu, menurutnya, banyak sekali orang yang mengingkari Islam karena tidak menunaikan salat lima waktu.
“Di dunia ini saya banyak sekali muslim yang tidak salat lima waktu. Apakah mereka mengingkari Islam?” kata Ade Armando di video tersebut.
Walau begitu, Ade mengaku tetap menjalankan salat lima waktu walau menurutnya perintah tersebut tidak ada dalam Al-Qur’an.
“Saya sih salat lima waktu walaupun saya tahu sebenarnya di dalam Al-Qur’an tidak ada perintah salat lima waktu. Coba saja baca Al-Qur’an, Anda tidak akan menemukan ayat yang mengatakan salat itu harus dilakukan 5 kali sehari,” ujarnya.