DEPOK (Panjimas.com) – Pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang dilakukan dari tahun 1920an hingga tahun 65 menimbulkan korban yang tak sedikit. Kalangan Kyai, santri dan aktivis Islam menjadi korban kebiadaban yang akan terus terngiang dalam benak rakyat Indonesia.
Tokoh nasional yang pernah menjadi tim Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abdullah Hehamahua di kediamannya di Rawa Denok, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran, Depok, Selasa (28/9/2021) turut memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia agar sejarah kelam yang dialami negeri ini di masa lampau tak terulang kembali.
“Oleh karena itu maka semua umat Islam saya serukan agar supaya pertama beramai-ramai menonton film G30S pada tanggal 30 nanti sebagai bahan apa namanya mengingatkan kembali kita terhadap kejamnya itu komunis, kita lihat bagaimana orang Uyghur dibunuh di usir tidak boleh menggunakan alat-alat atau atribut Islam tidak boleh salat dan seterusnya begitu juga di tempat-tempat lain,” katanya kepada Panjimas.com.
Ia berharap agar agar supaya komunis tidak menguasai Indonesia, ia menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk beramai-ramai menonton film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI pada tanggal 30 September tepat pada hari ini. Hal senada diungkapkan oleh Ketua Bidang Polhukam (Politik Hukum dan HAM) Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat yaitu Dr. Taufik Hidayat M.Si.
“Kita putar dengan keluarga, dengan teman, dengan handai tolan, dengan yang punya pesantren, seluruh pesantren di putarkan, yang punya masjid, yang punya sekolah, yang punya pondokan, pokoknya semasif mungkin, sebesar mungkin, seluas mungkin sehingga umat Islam dan rakyat Indonesia tahu bagaimana kekejaman G30S PKI pada tahun 65 pada masa lalu sehingga jangan sampai kita kecolongan lagi, jangan sampai umat Islam kembali umpamanya dulu pernah dibantai oleh kekejaman G30S PKI,” katanya di Kantor DDII Pusat, Selasa (28/9/2021).