JAKARTA, Panjimas – Kata orang jejak digital itu kejam. Aktivitas dan masa lalu seseorang akan sangat mudah dibuka lewat jejak akun digital yang pernah dibuatnya pada masa yang lampau. Seperti itulah yang terjadi pada Khatib Aam Pengurus Besar (PB) Nahdhatul Ulama, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Sebuah cuitan yang pernah dibuat pada 8 Februari 2014 lalu kini dibahas dan diperbincangkan kembali oleh warganet dan para netizen seiring kejadian peristiwa peringatan G30S PKI pada akhir September ini.
“Sebagaimana Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Masyumi adalah kekayaan Peradaban Islam Nusantara, begitu pula, PNI, PKI dan Murba!” kicau Gus Yahya di akun Twitter pribadinya di @Staquf.
Tentu saja kicauan kontroversi dari yang bersangkutan itu mendapat tanggapan penolakan dari para pengguna internet. Mereka tidak sependapat dengan pernyataan Gus Yahya. Sebab, PKI merupakan organisasi terlarang di Indonesia.
“Wah parah masa PKI disebut bagian Peradaban Islam. Silahkan Nilai sendiri,” tulis akun Instagam @mediaoposisi pada keterangan meme berisi cuitan Yahya.
“Dia sepertinya pki yg menyusup ke NU. Padahal jaman dulu santri2 yg dibunuh juga dari NU. Parah itu orang,” tulis komentar @izalmaulana18.
“Sakit nih, PKI yg bantai ulama kok di bilang kekayaan peradaban Islam, masa kelam peradaban tuh PKI,” kicau @abdulhusdin