JAKARTA, Panjimas.com – Kondisi bangsa dan negara ini yang disampaikan oleh banyak ahli dan para pengamat dalam situasi yang tidak sedang baik baik saja. Mereka menilai pemerintahan yang ada saat ini semakin tidak mencerminkan pemerintahan yang tidak pro kepada rakyat.
Hal itu pula seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Parmusi, Usamah Hisyam dalam rangkaian milad Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) ke-22 yang dilakukan pada 26 September 2021 kemarin. Seperti yang dilansir dari muslim obsession.com
Ketua Umum Parmusi tersebut awalnya mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo yang telah mencanangkan revolusi akhlak. Namun sayangnya kata dia, revolusi akhlak hanyalah sebatas jargon. Bangsa ini dianggap semakin liberal.
“Sayangnya, fenomena yang terlihat hari ini, bangsa kita semakin liberal, wani piro, hedonis, materialistis, jauh dari praktik nilai-nilai keadilan, bahkan ada kekuatan kelompok yang cenderung membangun oligarki politik ekonomi untuk kepentingannya sendiri,” ujarnya saat pembukaan Milad Parmusi tersebut.
Korupsi juga semakin meningkat, demokrasi semakin mundur, hukum jauh dari rasa keadialan. “Praktik-praktik menzhalimi warga masyarakat masih terlihat, sehingga bangsa ini seakan-akan tak lagi berakhlak,” pesan Usamah.
Saat ini kata Usamah, Indonesia tengah menghadapi dua agenda global, yakni pertama berkembangnya kekuatan ekonomi Tiongkok melalui pengucuran dana pinjaman investasi triliunan rupiah untuk pembangunan infrastruktur yang akan menghubungkan Asia-Afrika dengan Tiongkok.
Tentu ini menjadi daya magnetik bagi banyak negara di dunia untuk memanfaatkan proyek One Belt One Road (OBOR) yang telah diinisiasi oleh Tiongkok sebagai pemrakarsa menjadi Belt Road Initiative (BRI), termasuk Indonesia.
“Agenda global kedua, yakni liberalisasi yang dimotori oleh USA dengan membangun isu kapitalisme ekonomi sebagai kekuatan pasar (perdagangan bebas), hak asasi manusia, lingkungan hidup dan perubahan iklim,” ujarnya
Sebagai suatu bangsa, lanjut Usamah, Umat Islam harus menaruh kewaspadaan terhadap merasuknya agenda-agenda ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya secara global yang ditandai dengan fenomena kecenderungan bangkitnya kembali pertarungan komunisme dan liberalisme.
“Karena, kedua paham tersebut sangat mungkin merasuk ke dalam relung-relung sanubari para pengelola suatu bangsa dan pemerintahan negara untuk mengikutinya, sehingga berkiblat kepada salah satu paham,” tegasnya
Terakhir dirinya juga mengatakan bahwa untuk membentengi umat Islam dari pengaruh global, Parmusi kata Usamah terus menggerakan para dainya untuk berdakwah mensyiarkan agama Islam, membentennginya dengan mengaji, menanamkan akhlak mulia, melalui pembentukan Desa Madani.