KALBAR, Panjimas – Informasi tentang kejadian pembakaran Masjid Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat oleh masyarakat sekitar rupanya membuat pihak merespon dengan tindakan yang berbeda-beda.
Adalah Banser atau Barisan Ansor Serbaguna memastikan akan menjaga Masjid Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat.
Banser jaga Masjid Ahmadiyah untuk mencegah perusakan dari beberapa kelompok yang ingin menyerang masjid tersebut.
“Sudah ada intruksi jaga masjid dan komunitas Ahmadiyah di seluruh Indonesia juga dan Gusdurian,” ujar Jubir Ahmadiyah, Yendra Budiana seperti melansir suara.com, Minggu (5/9/2021).
Meski demikian, Yendra menuturkan, penjagaan tersebut bukan hanya untuk jamaah Ahmadiyah sendiri, melainkan untuk seluruh kelompok yang terpinggirkan. Guna mencegah terjadinya peningkatan jumlah.
“Namun, berlaku bukan untuk ahmadiyah saja, namun semua kelompok marginal untuk mencegah peningkatan ekslasi,” tuturnya.
Berikut surat edaran nomor 489/SKN-SEIX/2021 perihal instruksi menyikapi situasi ketertiban keamanan.
1. Seluruh anggota Banser untuk senantiasa turut menjaga dan memelihara keamanan, kerukunan, ketertiban dan keharmonisan hubungan antarumat beragama, terutama pelaksanaan peribadatan sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing.
2. Anggota BANSER dituntut segera melakukan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan agar peristiwa intoleransi dan perusakan tempat-tempat ibadah tidak berkembang dan terjadi lagi di masyarakat.
3. Anggota BANSER senantiasa sigap, tanggap dan segera merespons setiap peristiwa intoleran dan perusakan tempat-tempat ibadah dengan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan aparat keamanan (TNI/Polri) dan pemerintah daerah setempat.
Sebelumnya diberitakan, Masjid Jemaah Ahmadiyah mengalami pengrusakan dari kelompok yang menyatakan diri sebagai Aliansi Umat Islam (AUI).
Penyerangan yang kabarnya sudah dipersiapkan sejak Rabu (2/9/2021) malam membuat situasi mencekam. Setelah salat jumat (3/9/2021), kelompok AUI menggelar apel persiapan di dekat masjid Al Mujahidin.
Dengan cepat mereka menyerang. Mereka merusak sebagian bangunan masjid, sedangkan Jemaah yang dominan anak-anak dan perempuan sempat mengetahui kejadian ini.
Beberapa bagian masjid juga sempat diancam akan dibakar. Karena sudah mengetahui akan terjadi kedatangan kelompok, jemaah Ahmadiyah tidak menggelar salat Jumat di masjid tersebut.
Yendra mengatakan peristiwa yang terjadi dipicu ialah rentetan dari adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Sintang.
Sejak Rabu (2/9/2021), diketahui adanya kedatangan Gubernur Jabar dengan melakukan pertemuan tertutup dengan pihak kabupaten.
Lalu, kondisi makin mencekam. Saat Kamis (3/9/2021), muncul baleho dan spanduk ujaran kebencian yang dipasang di tempat-tempat publik di daerah tersebut.
Berhembus kabar, jika kelompok AUI akan mendatangi masjid untuk membubarkan dan menghentikan kegiatan ibadah.
“Mengetahui hal tersebut, Jemaah tidak datang ke masjid. Namun peristiwa penyerangan masih terjadi,” ujarnya.