SOLO (Panjimas.com) – Masih ingat pesepeda asal Balikpapan, Kalimantan Timur yang melakukan perjalanan dari tanah kelahirannya menuju reuni 212 pada 2 Desember 2019 silam? pria yang bernama lengkap Muhammad Fuad (54) sempat singgah di Solo, Kamis (2/9/2021).
Jurnalis Panjimas.com berkesempatan mewawancarai pria yang sering disapa Bang Fuad Mujahid Gowes itu saat ia singgah di markas PA 212 Jawa Tengah bakda Dzuhur. Terlihat sepeda yang biasa dikayuhnya terparkir di samping teras dengan pernak-perniknya.
Ia bercerita tentang pengalamannya waktu menghadiri reuni 212 tahun 2019 saat itu ia mengaku bahwa dirinya bukan atlet sepeda, aksi nekad tersebut dilakukannya secara spontan untuk mengikuti acara 212. Ia bertujuan untuk bagaimana ke Jakarta bisa berkumpul dengan para habaib dan ulama.
“Alhamdulillah saya ada niat untuk bersepeda dari saya bersepeda dari Balikpapan ke Jakarta itu waktu 13 hari berangkat dari tanggal 18 November sampai 30 November 2019. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa dirinya tidak pernah bersepeda dengan jarak tempuh yang jauh sebelumnya, bahkan ia mengaku tidak memiliki sepeda sama sekali pada waktu itu, ia diberi pinjaman sepeda oleh seorang teman seorang pesepeda asli.
“Waktu itu pada tahun 2019 itu dikasih pinjam dua sepeda, jadi yang berangkat itu cuma saya satu sepeda tinggal, dan alhamdulillah selesai dari acara 212 pulang ke Kalimantan Balikpapan saya kembalikan sepeda yang sisa satu itu terus saya bilang sama yang punya bahwa saya waktu setelah pulang itu ada niat untuk ke Mekkah bersepeda jadi saya bilang sama yang punya sepeda untuk minta dipinjamkan, tapi alhamdulillah, kalau beliau bukan dipinjamkan malah saya dikasih sepeda yang sekarang ini yang saya pakai,” ungkap pria paruh baya ini kepada Panjimas.com.
Disinggung perjalanannya mengkayuh sepeda dan singgahnya di Solo, ia mengatakan tujuannya bersepeda yaitu berziarah ke makam para wali dan bersilaturahmi. Ia sengaja melewati wilayah Selatan karena ia merasa belum mengenal teman seperjuangannya, belum kenal dengan para habaib, ulama di daerah selatan. Namun untuk di wilayah pantura, ia sendiri sudah dua kali melewatinya saat perjalanannya dari Jakarta ke Surabaya pada Januari lalu.
Selain ke Surabaya, ia melakukan perjalanannya ke pulau Madura dan kota-kota terdekatnya di Jawa Timur diantaranya ke Jember, Gresik, Sidoarjo, Malang dan Purbolinggo. Di setiap kota yang ia lalui, ia singgah di tempat teman seperjuangannya. Terkadang di mushola pom bensin atau di masjid.
“Alhamdulillah pada saat di Madura saya dapat sponsor untuk pembelian sepeda baru untuk nanti saya pakai ke Mekah pada awal bulan Desember ini, saya akan berziarah ke makam Rasulullah dalam bersepeda mulai star dari dari Aceh Serambi Mekkah Aceh terus nyebrang ke Malaysia, Malaysia, Thailand, Myanmar dan Bangladesh dan seterusnya insya Allah mudah-mudahan bisa mencapai Mekkah dalam waktu 4 atau 5 bulan,” ungkapnya.
Kemudian dari Solo ini, ia akan melanjutkan perjalanannya ke Banten dan Jakarta melalui jalur selatan. Ia berniat akan mengurus sponsor PBB dalam perjalanannya ke Mekkah, Arab Saudi. Ada sebuah misi yang diemban oleh bang Fuad, tidak sekedar bersepeda keliling dunia.
“Saya mau ke Mekah itu dengan misi perdamaian umat Islam, jadi mudah-mudahan nanti di Jakarta sana bisa dapat sponsor dari PBB, itu untuk mempermudah saya masuk ke negara-negara, insya Allah kalau kalau seandainya dapat alhamdulillah, kalau saya juga tidak dapat ya insha Allah tetap akan saya tetap lanjut ke Mekah,” ungkapnya.
Dalam perjalanannya yang memakan waktu berbulan-bulan tersebut, bang Fuad kini tak bekerja seperti dulu, namun dari teman-temannya banyak yang membantu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Tentang kisah hidupnya menjadi bagian dari aksi 212 kala itu, ia mengaku dalam tahap berhijrah di usianya sekitar 50 tahun tersebut.
“Dengan sisa hidup ini pingin-pingin sekali ngumpul sama habaib sama ulama,” imbuh bang Fuad dengan meneteskan air mata.
Ia berwasiat kepada umat Islam di Soloraya di usianya yang ke 54 tahun tersebut, ia hanya ingin beribadah dari aktifitasnya bersepeda tersebut. Ia berpesan agar kita mendekatkan diri kepada habaib dan ulama. Karena menurutnya dari jasa merekalah kita dapat bertemu dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
“Dan juga jangan lupa selama kita beraktivitas selalu lah bershalawat, karena kita mengenal agama kita dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, mudah-mudahan dengan sedikit cerita saya ini bisa membuat memotivasi teman-teman jangan lupa selalu bershalawat, sholawat, sholawat, sholawat itu adalah segala-galanya, semua ada di sholawat insya Allah, insya Allah,” pungkasnya.