JAKARTA, Panjimas – Munculnya kasus penghinaan terhadap agama Islam di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti yang terjadi di Indonesia saat ini membuat banyak kalangan menjadi heran dan bingung. Tidak terkecuali keheranan para tokoh-tokoh non muslim itu sendiri.
Adalah tokoh Thionghoa yang juga aktivis sosial kemasyarakatan, Lieus Sungkarisma yang menilai soal kebhinekaan dan keragaman yang ada saat ini di Indonesia itu seharusnya sudah bukan merupakan masalah yang baru dan semua pihak sudah faham dan mengerti bagaimana memaknai perbedaan yang ada dengan cara bijaksana.
“Soal perbedaan dan keragaman yang ada itu sudah bukan masalah dan persoalan lagi harusnya bagi bangsa ini,” ujar Lieus pada hari Ahad, (22/8/2021).
Dirinya juga mengatakan kalau sikap saling menghormati dan menghargai antara umat beragama yang ada di Indonesia itu dari dulu sampai sekarang adalah sikap yang menjadi keseharian dari bangsa Indonesia.
Justru yang membuat heran dirinya adalah selama kurun waktu beberapa tahun ini banyaknya ujaran kebencian dan penghinaan terhadap ajaran Islam yang menjadi agama mayoritas di negeri ini.
“Kok saya heran yah, justru saya yang Buddha gak habis pikir kenapa di negara yang mayoritas ini yang dihina dan banyak Dinista adalah Islam. Aneh sekali negeri ini. Lebih aneh lagi umumnya yang menista dan para penghina itu aman dan tidak tersentuh hukum,” kata Lieus lagi.
Malah berkebalikan dengan tindakan aparat yang malah sibuk memburu para pembuat mural yang mengkritik pemerintah.
Maka tokoh senior Tionghoa itu juga mengingatkan semuanya tentang usia perjalanan negeri ini sudah tidak muda lagi. Maka semua pihak harus terus memelihara rasa saling menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang ada. Serta saling menjaga kebhinekaan yang sudah ada dari dulu sampai sekarang.
“Terakhir pesan saya kepada Muhammad Kece sebaiknya memperbaiki diri dan jangan menista Nabi Muhammad. Mari kita saling menjaga toleransi dan kebhinekaan yang ada,” pungkasnya.