SOLO (Panjimas.com) – Tema lomba penulisan artikel untuk memperingati Hari Santri Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) justru menimbulkan polemik. Pasalnya, tema yang dimuat dalam lomba tersebut mengangkat dua tema yaitu “Hormat Bendera Menurut Hukum Islam” dan “Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam”.
Namun, staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susentyo atau dikenal dengan nama Romo Benny berkilah terkait lomba yang rencana akan dikumpulkan pada 10 Agustus sampai dengan 5 Oktober 2021 tersebut tidak dimaksudkan untuk membenturkan agama dan nasionalisme.
“Jadi gak ada kaitan pembenturan agama dan nasionalisme, gak ada. Jadi itu lebih kepada perspektif nilai-nilai keagamaan yang memperkuat rasa nasionalisme itu,” ujarnya seperti dilansir idntimes.com, Sabtu (14/8/2021).
Sekretaris Jenderal Dewan Syari’ah Kota Surakarta Ustadz Mulyanto Abdullah Khoir memberikan kritik keras terhadap lomba yang diselenggarakan oleh BPIP tersebut, ia menyatakan bahwa lebih baik BPIP dibubarkan karena dinilai sering membuat kegaduhan dan berpotensi memecah belah anak bangsa.
“Tema yang dibuat dalam lomba penulisan artikel tersebut penuh dengan islamophobia akut yang menunjukkan rendahnya kualitas kebangsaan anggota BPIP,” ujarnya kepada Panjimas.com, Sabtu (14/8/2021).
Menurutnya BPIP selalu mempertentangkan Islam dengan Pancasila yang sangat berbahaya bagi keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Teringat yang terjadi pada bulan Februari 2020, Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi yang saat itu masih merangkap sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta itu pernah menyatakan bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama. Pernyataan kontroversial ini kemudian menggemparkan masyarakat Indonesia.
“BPIP telah membajak tafsir Pancasila atas nama pembinaan ideologi Pancasila dengan menafikkan perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat,” pungkas Ustadz Mulyanto Abdullah Khoir, tokoh yang kerap menjadi narasumber dialog kebangsaan.