SOLO (Panjimas.com) – Seorang Ustadz Pondok Pesantren di Karanganyar mengalami kecelakaan dalam perjalanan dakwahnya pada Jum’at (18/6/2021) lalu. Ustadz itu bernama Bahrudin, salah satu pengajar di Ponpes Tahfidzul Qur’an Ibnu Umar, Matesih, Karanganyar.
Kisah itu diutarakan oleh relawan Infaq Dakwah Center Soloraya Kang Sedyo. Dalam kisah kronologi singkatnya, guru pengajar Fiqih dan Tahfidz tersebut mengisi khutbah Jumat di salah satu masjid di Tasikmadu. Sempat mampir ke rumah anaknya di Karanganyar kota, hingga ia diingatkan sang istri melalui pesan singkat bila ada jadwal kajian ibu-ibu di Masjid Al Huda Talpitu, Ngemplak, Karangpandan. Ia pun menggeber motornya untuk segera kembali pulang.
Karena butuh mempersiapkan materi, Ustadz Bahrudin mengendarai motornya dengan lebih kencang dalam perjalanan pulang dan ketika di depan Alfamart Ngepos tersebut, ia menabrak motor yang hendak menyebrang. Karena merasa pandangannya tertutup oleh mobil yang mengangkut galon air yang mendadak belok kiri. Akhirnya ia memutuskan mengambil jalur lawan, dan kecelakaan tak terhindarkan, Ustadz Bahrudin menabrak motor tersebut. Akibatnya, ia mengalami luka yang cukup serius.
“Dalam kondisi sadar, Ustadz Bahrudin meminta orang yang menolong untuk berjalan ke tepian, namun ternyata kakinya yang bengkak tak mampu menopang tubuhnya. Tak lama kemudian ia dibawa ke Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Karanganyar. Namun ia meminta dipindah ke RS Karima Utama Kartosuro demi mendapatkan penanganan operasi tulang bahunya dengan cepat,” terang Kang Sedyo tentang kisah Ustadz Burhanudin, Selasa (3/8/2021).
Operasi hanya berselang sehari, Ustadz Bahrudin kemudian diperbolehkan pulang untuk rawat jalan. Tindakan operasi menyisakan jahitan di bahu kanan dan perban jempol kaki kiri karena kukunya dilepas. Selain luka yang cukup parah yang dialami Ustadz Bahrudin, kecelakaan tersebut ternyata mengakibatkan kerusakan motor yang dikendarainya saat itu cukup ringsek sehingga tak dapat digunakan untuk aktifitas dakwahnya.
Dikisahkan kang Sedyo relawan IDC Soloraya bahwa motor dakwah merek Honda Kharisma yang dipakai Ustadz Bahrudin saat kecelakaan ternyata juga bukan miliknya sendiri. Ada teman kenalannya yang mempersilahkan memakai motor tersebut untuk transportasi sehari-hari. Sebab temannya tahu betul kiprah dakwah Ustadz Bahrudin yang sangat bermanfaat untuk umat.
Bagi Ustadz Bahrudin, untuk membeli sebuah motor memang cukup berat. Gaji sebagai seorang dai dan guru pesantren yang harus menghidupi 9 orang anak sangat tak mungkin untuk mewujudkannya. Ia berharap kepada donatur IDC untuk bisa mewujudkan sebuah motor yang tangguh di medan pegunungan dan gesit diajak dakwah yang mengharuskan jadwal padat.
Atas alasan tersebut, IDC Soloraya kemudian menggalang donasi motor demi mewujudkan harapan besar yang diutarakan Ustadz Bahrudin, agar dapat menunaikan amanahnya sebagai da’i dan memudahkannya dalam aktifitas hariannya yang memiliki mobilitas tinggi. Penggalangan donasi mulai dilakukan IDC Soloraya pada Selasa (3/8/2021) lalu.
Hanya selang sehari menggalang donasi melalui media sosial IDC Soloraya, warga Soloraya ikut terketuk hatinya mendengar kabar seorang Ustadz yang mengalami kecelakaan berat dan membutuhkan sepeda motor untuk aktifitas dakwahnya. Mereka berlomba-lomba menawarkan motor yang mereka miiliki untuk diberikan secara sukarela kepada Ustadz Bahrudin melalui IDC Soloraya. Hal itu diungkapkan Edi, salah satu relawan IDC Soloraya yang turut menggalang donasi.
“Alhamdulillah, melalui penggalangan via medsos, animo masyarakat tinggi terlihat hanya sehari di posting Relawan IDC sudah menjemput 2 unit motor dari donatur untuk menunjang dakwah ustadz senior ini,” katanya.
Salah satu donatur datang dari Waringinrejo, Cemani, salah satu jama’ah Masjid Muhtadin yaitu Ustadz Siswanto. Ia menyedekahkan motor kesayangannya berupa Yamaha Bison dalam kondisi yang masih bagus. Donatur satunya datang dari aktivis dakwah yang berkiprah di bawah Yayasan Orang Tua Asuh, di Desa Combongan, Kenaiban , Sukoharjo yang bernama Ustadz Mulyadi, ia juga menyedekahkan motor kesayangannya yaitu Suzuki Smash untuk Ustadz Bahrudin yang memiliki 9 putra, dengan 4 anaknya sudah menjadi penghafal Quran.
Dikisahkan oleh IDC Soloraya, Ustadz Bahrudin dikenal sebagai seorang da’i yang tak kenal lelah, ia mengisi kajian tiga kali dalam sehari. Dalam kegigihannya mengajarkan ilmu dien, sering kali mengabaikan kondisi letihnya. Ia juga dikenal oleh sesama da’i adalah guru yang rajin dan bersemangat.