BOYOLALI (Panjimas.com) – Meninggalnya sosok teladan yaitu Ustadz Tri Asmoro Kurniawan menyisakan duka yang mendalam bagi umat Islam. Kabar dukanya pada Kamis, 29 Juli 2021 menembus telinga jamaah di berbagai daerah. Sosok yang sering menjadi rujukan setiap problematika rumah tangga itu, kini purna tugasnya mengemban dakwah Islamiyah.
Di Dukuh Krapyah, Batan, Banyudono, Boyolali, tempat kediamannya, tak surut langkah yang bergiliran mengantri untuk mensholatkan jenazahnya. Terlihat parkir mobil berjejer hingga jarak ratusan meter milik para pelayat. Ada yang datang dengan sesenggukan dan menyeka pipi yang dialiri tetes air matanya. Hidungnya merah, seakan tak mengira ustadz dambaannya lebih mendahuluinya. Ustadz Tri Asmoro wafat dalam usianya yang ke 51 tahun. Allahu yarham.
Kedukaan itu merata dirasakan para pelayat yang hadir, termasuk sahabat setianya dalam perjuangan dakwah, ustadz Abu Fatiah. Ustadz Abu Fatiah Al Adnani mengungkapkan kesaksiannya perihal Ustadz Tri Asmoro Kurniawan.
“Semua yang kami saksikan insha Allah adalah kebaikan, berbagai macam isyarat dan tanda dan doa kaum muslimin mudah-mudahan bagian kesaksian yang akan membuat beliau insha Allah akan Allah angkat derajatnya, Allah akan tempatkan di tempat yang mulia,” ungkap Ustadz Abu Fatiah Al Adnani kepada Panjimas.com, Jum’at (30/7/2021) usai prosesi pemakaman Ustadz Tri Asmoro Kurniawan.
Ustadz yang menjadi Penulis Buku Serial Akhir Zaman tersebut memberi kesaksian bahwa dirinya sebagai sahabat yang cukup lama menemani selama lebih dari 24 tahun dalam berbagai kondisi suka dan duka. Keduanya istiqomah untuk tidak berpisah namun Allah mentakdirkan sahabat setianya tersebut mendahuluinya.
“Maka tidak ada kesedihan yang lebih terasa pada hari ini melebihi kehilangan seorang yang luar biasa di mata kami dan juga kaum muslimin secara umum. Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan yang terbaik untuk beliau,” pungkasnya.