BRITISH COLUMBIA (Panjimas.com) – Gelombang kebakaran yang menimpa gereja terjadi di British Columbia, Kanada. Setidaknya dalam dua minggu ada lima gereja yang terbakar. Gereja yang terbakar itu ada yang gereja Katolik dan aliran lainnya.
Dikutip dari VICE News, insiden tersebut terjadi di tengah laporan penemuan lebih dari 1000 kuburan tak bernama warga pribumi Indian. Kebanyakan kuburan tersebut adalah anak-anak. Kuburan-kuburan itu ditemukan di bekas lokasi sekolah di sejumlah tempat di Kanada.
Pada hari Sabtu 26/6, Gereja Katolik St Ann di wilayah Upper Similkameen India hancur dalam kebakaran. Gereja Katolik Chopaka di wilayah Lower Similkameen India juga terbakar habis.
Kepala Lower Similkameen India Keith Crow mengatakan kepada harian Vancouver Sun bahwa kebakaran itu mencurigakan dan mungkin terkait dengan kebakaran gereja sebelumnya.
Pekan sebelumnya, gereja Katolik berusia dua abad, Gereja Hati Kudus dan Gereja St Gregorius juga dihancurkan.
Pada Sabtu kemarin sebuah Gereja Anglikan tua juga ditemukan terbakar.
Tak hanya gereja yang dibakar. Umat paroki di Edmonton, Alberta menemukan bahwa patung Paus Yohanes Paulus II dirusak di depan Gereja Katolik Rosario Suci pada hari Minggu.
Penemuan Kuburan Massal
Bulan lalu, Tk’emlúps te Secwépemc First Nation mengkonfirmasi 215 kuburan tak bertanda di bekas Sekolah Perumahan Indian Kamloops.
Berita penemuan kuburan tak bernama itu menyakitkan hati komunitas pribumi Indian. Mereka kemudian mencari bekas-bekas sekolah tempat tinggal diwilayah mereka.
Saskatchewan dan Manitoba telah mengumumkan kuburan tanpa nama, dan minggu lalu Cowessess First Nation mengkonfirmasi bahwa sisa-sisa dari sekitar 751 orang Pribumi dimakamkan di Marieval Indian Residential School. Ini adalah situs pemakaman sekolah terbesar yang ditemukan sejauh ini, tetapi diyakini ada lebih banyak lagi kuburan yang belum ditemukan.
Masyarakat pribumi disana meyakini kuburan-kuburan tak bernama itu ada hubungannya dengan gereja-gereja.
Sekolah Perumahan kebanyakan dijalankan oleh umat Katolik. Mereka dianggap bertanggung jawab atas penemuan kuburan-kuburan itu.
Perdana Menteri Justin Trudeau secara pribadi meminta Paus Fransiskus untuk meminta maaf kepada komunitas First Nations, Métis, dan Inuit, tetapi permintaan itu ditolak. Paus memang menyatakan kesedihannya terkait masalah kuburan ini, tetapi ia tidak mau meminta maaf, meskipun ada tekanan untuk melakukannya.