JAKARTA, Panjimas – Masih dalam pembacaan nota keberatan (Pledoi) yang disampaikan oleh Habib Rizieq Shihab (HRS) pada sidang yang berlangsung di PN JakTim pada Kamis, (10/6/2021) terungkap berbagai fakta yang disampaikan oleh HRS.
Dalam sidang itu Habib Rizieq menyebutkan bahwa perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan kasus politik. Hal itu disampaikannya saat menceritakan soal keterlibatan beliau dalam sejumlah Aksi Bela Islam pada berapa waktu lalu. Sehingga menyebabkan sejumlah kelompok menjadi risau dan tergganggu. Beliau menyebut kelompok itu sebagai gerombolan atheis dan komunis.
“Apa yang kamu lakukan dalam aksi-aksi bela Islam itu membuat kebakaran ubun-ubun para gerombolan atheis dan komunis yang setelah paska reformasi 98 banyak menyamar menjadi liberalis dan sekularis. Sehingga mereka marah, murka dan kalap karena selama ini mereka menggelontorkan dana besar-besaran untuk mencuci otak rakyat Indonesia dan merusak imannya kepada Tuhan YME dengan slogannya mereka ‘Ayat Konstitusi Diatas ayat Suci,” ujar Habib Rizieq.
Lebih lanjut Habib juga menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2016-2017 dirinya kerap menggelar : seminar, diskusi dan acara Tabligh Akbar guna membongkar indikasi Kebangkitan Neo PKI. Salah satu indikasi disebutnya terkait Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) KPK
“Dalam tes di KPK berkaitan TWK pertanyaannya berindikasi antiagama, antara lain : “Apakah bersedia melepaskan jilbab demi bangsa dan negara ? “Anda pilih Al Qur’an atau Pancasila ? sampai dengan entengnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Thahjo Kumolo menyebutkan bahwa tes wawasan kebangsaan sama dengan litsus di zaman Orde Baru,” urai Habib Rizieq di sidang itu.
Yang terjadi menurut Habib adalah litsus di zaman Orde Baru adalah untuk memastikan bahwa pegawai negeri saat itu tidak ada yang terkontaminasi faham ideologi PKI yang anti Tuhan dan anti Agama.
“Sedangkan TWK di KPK adalah untuk memastikan ASN siap meninggalkan ajaran agama dengan dalih demi bangsa dan negara. Apakah TWK ini bentuk balas dendam Neo PKI terhadap umat Islam ?” tandas Habib.