YOGYAKARTA (Panjimas.com) Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Ustadz Irfan S. Awwas menanggapi pernyataan Kyai Said Aqil Siraj yang mengucapkan selamat kepada presiden terpilih Suriah Bashar Assad, pemimpin diktator Syi’ah Nushairiyah.
“Tidak ada urgensinya bagi ormas Islam untuk mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali diktator Bashar Assad sebagai presiden Suriah, kecuali ada kepentingan. Misalnya, kesamaan ideologi atau kepecayaan, sama-sama Syiah,” tuturnya.
Menurut Ustadz Irfan, bagi penguasa diktator, menang dengan suara mayoritas mutlak dalam pilpres bukan hal istimewa. Di masa orde lama, Soekarno selalu menang mutlak dalam pemilu. Namun akhirnya dia dimakzulkan dari jabatan sebagai presiden oleh DPRGR dengan tuduhan melindungi pemberontak PKI.
Ia kemudian juga mencontohkan di masa orde baru, Soeharto selalu menang dengan mudah dalam setiap pemilu, karena seluruh kekuatan politik, militer, parpol hingga ormas sudah dikuasai. Sehingga berkuasa selama 32 tahun. Tetapi Soeharto dikenal sebagai diktator militer, pelaku KKN, korup dan akhirnya dilengserkan dari jabatannya sebagai presiden pada tahun 98.
Ustadz Irfan melanjutkan, bahwa Bashar Assad dengan kepercayaan syi’ah nushairiyah secara zalim membantai rakyat selama puluhan tahun dengan bantuan negara syi’ah Iran. Hal tersebut dinilai wajar karena sama-sama beraqidah syi’ah.
“Tapi NU dibawah pimpinan Aqil Siraj mendukung Bashar Assad, kepentingannya apa? Maka wajar jika ada kecurigaan bahwa Aqil Siraj penyusup Syiah di NU,” pungkasnya