JAKARTA (Panjimas.com) – Presiden Suriah Bashar Assad kembali memenangkan pemilu, dengan perolehan 95,1 persen suara. Otoritas mengeklaim, perolehan itu terjadi disaat 78,6 persen pemilik suara yang sah sudah melaksanakan hak pilih. Padahal konflik perang di Suriah yang terjadi selama 10 tahun terakhir telah membuat mayoritas warga Suriah mengungsi.
Sebelumnya Presiden Iran, Hassan Rouhani mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Bashar Assad sebagai Presiden Suriah, Jum’at, 28 Mei 2021 lalu. Selama perang Suriah yang menewaskan ribuan warganya, Iran diketahui telah membantu dan mendukung rezim Bashar Assad.
“Saya menyampaikan selamat atas kesuksesan anda menyelenggarkan pemilu dan anda terpilih lagi sebagai Presiden Republik Arab Suriah,” kata Presiden Rouhani.
Ucapan selamat kepada diktator rezim Syiah Suriah juga datang dari Pimpinan ormas Islam Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj (SAS).
Ucapan SAS tersebut diunggah di kanal youtube NU Channel kemudian tersebar di medsos, sehingga menjadi perbincangan hangat netizen. Video berdurasi sekitar 1 menit tersebut, artinya dalam bahasa Indonesia kurang lebih seperti berikut. SAS Mengawalinya dengan bacaan bassmalah.
“Saya Said Aqil Siraj, Ormas Islam terbesar di Indonesia. Persatuan Ulama Indonesia menyampaikan kepada Presiden Bashar al-Assad, semoga Allah melindunginya,” ujar SAS.
SAS menutupnya dengan mengatakan bahwa terpilihnya Bashar Assad sebagai Presiden merupakan keberkahan dari Suriah, pemerintah dan rakyat yang melindunginya dari setiap zaman dan wabah, dari kinerja yang buruk.
Presiden Suriah Bashar al-Assad kembali terpilih untuk kali keempat memimpin negara yang saat ini tengah hancur karena konflik dan perang tersebut. Pemungutan suara hanya digelar untuk warga Suriah yang tinggal di wilayah yang dikendalikan pemerintah, atau mereka yang tinggal di luar negeri dan terdaftar di kedutaan negara mereka.
Diperkirakan 14,2 juta penduduk Suriah memberikan suara dalam pemilu kali ini, atau dengan tingkat partisipasi mencapai 76,64 persen, menurut keterangan parlemen. Ini adalah kali kedua Suriah mengadakan pemilihan presiden sejak negara tersebut dilanda perang pada 2011, yang telah merenggut lebih dari 388 ribu nyawa.
Pada 2014, Assad menang dengan 88 persen suara. Assad sendiri adalah generasi penerus kekuasaan Suriah setelah kematian ayahnya Hafez al-Assad pada tahun 2000. Hafez memimpin Suriah selama 30 tahun, kaum muslimin ahlussunah bernasib sama, pembantaian terjadi di eranya.