JAKARTA, Panjimas – Kasus terancamnya beberapa pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan dan itu adalah syarat masuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) rupanya kasusnya masih diperbincangkan dimasyarakat dan di sosial media.
Mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah berbicara tentang kondisi saat ini paska revisi dan kinerja KPK. Dimulai dari pemilihan pimpinan KPK yang sarat kontroversi sampai beberapa isu lainnya.
“Sekarang lihatlah bagaimana kondisi KPK paska revisi dan kinerja KPK dari proses pemilihan pimpinan KPK yang kontroversial” salah satu twittan dari Febri di @febridiansyah
Hal yang membuat dirinya menjadi tidak habis pikir dan sangat menyayangkan adalah jika benar bahwa yang selama ini serius ingin memberantas korupsi tetapi dinyatakan tidak lolos tes. Mereka itulah semua yang dinyatakan tidak lulus tes adalah yang banyak terlibat pada kasus korupsi skala besar selama ini.
“Yang lebih konyol lagi adalah mereka tim penyidik yang dulu pernah menangkap bekas Ketua DPR RI, Setya Novanto mereka malah distempel Taliban dan Radikal. Ini adalah narasi yang digunakan untuk menyerang lawan-lawan politik dan meligitimasi revisi UU KPK,” tulis akun pribadi @febridiansyah
Dirinya juga mengatakan jika benar tim yang berjuang memberantas korupsi selama ini malah terusir dari KPK maka ini adalah sebuah pembusukan.
“Jika mereka yang bersih dan berjuang membongkar skandal korupsi justru ingin diusir dari lembaga antikorupsi, maka sesungguhnya pantas disebut pembusukan upaya pemberantasan korupsi,” tandasnya.