JAKARTA, Panjimas – Seusai persidangan selesai dan majelis hakim mengetuk palu tanda selesainya persidangan. Sesaat Habib Rizieq Shihab bangkit dari kursi yang didudukinya dan bersiap keluar ruang persidangan. Maka menghampiri lah seorang Kyiai sepuh bergamis dan bersurban putih yang langsung menyalami Habib Rizieq.
Kyai sepuh kharismatik itu bernama KH Thoifur Mawardi dari Purworejo, Jawa Tengah yang memimpin dan menjadi pengasuh di pondok pesantren Darut Tauhid, Kedungsari Purworejo Jawa Tengah. Di usianya yang sudah cukup sepuh (63) beliau datang dan menemui Habib Rizieq Shihab di dalam ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur pada hari Senin, (19/4/2021).
Kyai yang mendapat julukan “Kyai Sae Seko Purworejo” ini lahir pada 8 Agustus 1955 dari putra pasangan KH R Mawardi, Dzuriyyah (keturunan) KH R Imam Maghfuro (Hasan Benawi) yang merupakan keturunan Joko Umbaran trah Sultan Agung dari Kedu yang menjadi tokoh ulama yang menyiarkan Islam di daerah Bagelen.
Banyak para alim ulama dan habaib yang menaruh rasa hormat kepada KH Thoifur Mawardi karena keluasan ilmu beliau sampai dijuluki “Kitab Berjalan” oleh para ulama-ulama lainnya. Hal itu tentu saja tidak berlebihan bilamana melihat sosok beliau yang berilmu dan bersahaja.
Keistimewaan beliau yang banyak orang kenal adalah seringnya beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw. Hal ini tentu saja memiliki cerita tersendiri. Banyak orang dan murid-murid beliau yang mengetahui hal itu.
Dahulu sewaktu beliau belajar di Makkah selama 12 tahun dengan berguru dengan Abuya Sayid Maliki di Ma’had Rusaifah di Makkah ada peristiwa yang menarik.
Di Makkah ada sebuah sumur yang bernama Bi’ru Thoifur (Sumur Thoifur) dan disumur itulah yang digunakan sehari-hari para murid-muridnya (santri) Abuyya Said Maliki.
Saat Abuyya ingin membuat sumur, beliau meminta saran kepada santri kesayangannya, yakni Abah Thoifur (KH Thoifur) yang memiliki kebiasaan bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw. Maka Abuyya meminta kepada muridnya itu bagaimana sekiranya Rasulullah Saw memberi petunjuk dimana tempat yang cocok untuk dibuatkan sumur. Akhirnya dibuatkanlah sebuah sumur yang sesuai dengan petunjuk dari Rasulullah lewat mimpi KH Thoifur. Atas jasanya itulah maka sumur itupun diabadikan namanya sama dengan nama dirinya (Sumur Thoifur).
Bahkan saat Abuyya ingin perjalanan ke luar negeri, maka beliau sering meminta saran dari santrinya itu agar menanyakan kepada Rasulullah apakah Rasullullah merestui perjalanan beliau atau tidak. Jika iya maka beliau berangkat, namun jika tidak maka beliau pun tidak jadi berangkat.
Maka kebiasaan sering bermimpi bertemu Rasulullah inilah yang kemudian melekat pada diri KH Thoifur. Hal ini tentu saja tidak semua orang bisa melakukannya dan ini merupakan hal yang tidak biasa. Hanya terjadi pada orang khusus dan terpilih. Maka beruntunglah beliau yang punya kebiasaan seperti itu.
Maka setelah KH Thoifur bertemu dengan Habib Rizieq Shihab di ruang persidangan banyak yang berharap kalau keduanya diberikan kesehatan dan keberkahan untuk terus berdakwah dan melanjutkan perjuangan yang ada. Serta menjadi para pembela agama Allah dan senantiasa Allah Swt memberikan Rahmat dan Taufik kepada keduanya.