JAKARTA, Panjimas – Belum hilang keterkejutan publik tentang hilangnya atau tidak ditampilkannya tokoh nasional yang sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari kini ada yang lebih parah dari itu, yakni munculnya profil sejumlah tokoh komunis dalam buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 tersebut.
Buku kamus terbitan Direktorat Sejarah, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu memuat beberapa nama para tokoh-tokoh komunisme dalam kamus setebal 339 halaman tersebut.
Dalam kamus itu muncul profil Henk Sneevliet pada halaman 87. Adapun Sneevliet adalah seorang pendiri Indische Social-Democratische Vereniging (ISDV) yang merupakan organisasi beraliran kiri yang menjadi partai komunis pertama di Asia.
Bukan hanya itu saja, pada halaman 51 terdapat profil Raden Darsono atau Darsono yang merupakan tokoh Sarekat Islam yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1920-1925.
Berikutnya adalah profil dari Semaoen yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia yang awalnya bernama ISDV dan dirinya juga pernah memimpin aksi komunis PKI pada tahun 1926 karena dirinya adalah seorang aktivis komunis. Profilnya ada di halaman 262 buku kamus tersebut.
Pada halaman 58 juga muncul nama dan profil DN Aidit atau nama lengkapnya adalah Dipa Nusantara Aidit yang kita kenal pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI).
Salah satu langkah dan prestasi yang dilakukan DN Aidit waktu itu adalah menjadikan PKI menjadi partai ke 4 terbesar yang ada di Indonesia pada Pemilu 1955.
Yang menjadi keanehan adalah ketika banyak nama para tokoh-tokoh komunisme masuk tetapi justru nama pendiri NU, Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari menjadi hilang namanya dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 terbitan Kemendikbud tersebut.