JAKARTA, Panjimas – Banyak kalangan yang sedikit kaget dengan begitu cepatnya pihak keamanan yang dengan waktu yang tidak begitu lama langsung bisa menyampaikan informasi terkait pelaku bom bunuh diri di Makassar. Namun hal itu mungkin tidak terjadi pada beberapa kasus besar yang lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Asyari Usman selaku penulis dan wartawan senior yang coba menelaah kasus bom Makasar dengan beberapa kasus-kasus sebelumnya.
“Investigasi bom bunuh diri Makassar yang terjadi pada 28 Maret 2021 bisa jadi adalah salah satu yang terbaik dan tercepat di dunia. Juga yang paling efisien dan paling komprehensif,” tulis Asyari Usman pada, (31/3/2021).
Menurutnya, yang bom Makasar itu rekaman saat ledakan, CCTV nya berkualitas terbaik di dunia. Rekaman berwarna dan sangat “sharp” (tajam). Ada mobil warna merah, ada yang berwarna abu-abu metalik, ada warna hitam, warna putih, dsb. Warna api ledakan pun cukup tajam.
“Sudut rekaman CCTV sangat bagus. Setelah beberapa mobil lewat yang disusul mobil putih, bom pun meledak. Beberapa detik setelah ledakan, lewat mobil abu-abu metalik. Mobil ini membanting ke kiri; kemungkinan refleksi pengendaranya,”katanya lagi.
Lebih lanjut dia mengatakan, tidak ada informasi tentang CCTV itu dari gedung mana rekaman ini diperoleh. Tapi, proses untuk mendapatkannya sangat cepat.
“Identifikasi pelaku pun, juga sangat kilat. Inisial pelaku terungkap dalam waktu tak sampai 2 x 24 jam. L dan YSF. Pasangan suami-isteri. Polisi bisa mengetahui kapan mereka menikah. Yaitu, baru enam bulan. Foto CCTV pelaku yang mengendarai sepeda motor matik, sangat jelas. Bisa pula didapatkan surat wasiat berjihad yang ditulis pelaku kepada orang tuanya,” tandasnya.
Selanjutnya, informasi mengenai sepeda motor yang digunakan pelaku, sangat lengkap. Nomor plat DD-5984-MD. Nomor ini juga sangat jelas di foto yang diambil dari CCTV.
Berdasarkan informasi dari Badan Pendapatan Daerah (Bapeda) Sulsel, sepeda motor matik merek Honda buatan 2014 Kepemilikan pertama.
Pajak motor sudah habis masa berlakunya pada 20 Oktober 2020. Total tunggakan pajak adalah sekitar Rp224,040 termasuk pembayaran PKB pokok, PKB denda, SWDKLLJ pokok, dan SWDKLLJ denda. Ada kode ACH1M21B04AT di badan sepeda motor. Lengkap dan cepat sekali terkumpul informasi yang paling kecil sekalipun.
“Luar biasa. Dahsyat sekali kecepatan dan kelengkapan investigasi Pak Polisi untuk kasus bom Makassar. Patut diapresiasi,” ujar mantan Wartawan BBC itu.
Untuk itu dia membandingkan penanganan kasus pembunuhan KM-50, dimana kita lihat kembali investigasi pembunuhan 6 pengawal HRS yang terjadi pada 7 Desember 2020. Penyelidikan dan penyidikan kasus ini sangat lambat. Padahal, Komnas HAM mengatakan ada tiga polisi yang terindikasi melakukan penembakan.
“Tetapi, sampai hari ini tiga polisi hanya ditetapkan sebagai terlapor. Entah apa alasan untuk tidak menjadikan mereka tersangka,” katanya.
Untuk menetapkan sebagai terlapor saja pun memakan waktu lama sekali. Padahal, Polisi mengakui bahwa anggota merekalah yang melakukan pembunuhan itu. Dan sudah punya bukti yang cukup.
“Hingga sekarang belum diungkap inisial ketiga polisi tsb. Ketika ditanyakan, para pejabat tinggi Kepolisian cenderung mengelak. Berat sekali mereka mengungkap nama-nama terlapor. Ketiga terlapor itu dibebastugaskan pada 10 Maret 2021,” kata Asyari Usman
Hebatnya menurut Asyari, proses penyelidikan yang bertele-tele ini pun dilanda kejanggalan yang menghina akal sehat. Seorang polisi terlapor dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal pada 4 Januari 2021. Tak kalah anehnya, pengumuman tewas itu baru dilakukan pada 25 Maret 2021.
“Lucunya, Polisi malah menetapkan 6 korban pembunuhan sebagai tersangka. Meskipun langsung di-SP3-kan (dihentikan penyidikannya). Betul-betul proses suka-suka hati,” tulisnya
Rekaman CCTV peristiwa pembunuhan di KM-50 tidak lengkap. Banyak yang rusak seperti dikatakan PT Jasa Marga yang mengelola Jalan Tol Jakarta Cikampek. Dan yang rusak itu terjadi di segmen-segmen jalan tol yang krusial dalam peristiwa pembunuhan sadis ini.
Masih menurut dirinya, juga sangat aneh, Polisi belum berhasil mengungkap mobil Land Cruiser warna gelap yang hadir di lokasi pembunuhan KM-50. Komnas HAM, dalam temuannya, menganggap mobil ini sangat perlu diungkap siapa saja yang ada di dalamnya waktu itu.
Yang juga sangat janggal menurutnya adalah, tindakan penguasa menghancurkan ‘rest area’ di KM-50. Padahal, di lokasi ini diduga berat bisa ditemukan banyak barang bukti yang terkait dengan pembunuhan itu.
“Jadi, begitulah perbedaan besar kemampuan Polisi dalam mengungkap bom Makassar dan pembunuhan 6 laskar pengawal HRS. Di Makassar, Polisi sangat cepat, cekatan, mulus. Sedang di KM-50, Polisi lambat dan sulit. Ada apa ?,” pungkasnya. [ES]