SOLO (Panjimas.com) – Mantan pengacara Habib Rizieq Kapitra Ampera yang kini menjadi politisi PDIP meminta pihak Kepolisian untuk mendalami adanya keterkaitan antara Bom bunuh diri di Gereja Katedral di Makasar pada Ahad (28/3/2021) kemarin dengan proses sidang Habib Rizieq Shihab.
Kapitra Ampera menyebut jika ada beberapa orang melakukan provokasi kepada masyarakat untuk perang terhadap pemerintah, menurutnya peristiwa tersebut harus didalami apakah terdapat korelasi antara keduanya.
“Harusnya pihak kepolisian mendalami ini sehingga tidak menjadi tanda tanya terus dimasyarakat apakah peristiwa itu pertemuan FNR di Makasar dengan peristiwa (sidang) online terus terjadi peledakan bom ini berkaitan atau tidak karena ini sudah ada beberapa statemen terbuka dari mereka yang ditangkap,”ujar Kapitra saat live di iNews dalam Breaking News, Minggu (28/3/2021) yang dikutip Panjimas.com.
Melihat pernyataan tersebut, seorang Ahli Pidana sekaligus penulis buku serial Terorisme Demokrasi 2, Dr. Muhammad Taufiq, S.H., M.H heran dengan keberadaan Kapitra Ampera yang duduk menjadi narasumber sebagai pengamat hukum, menurutnya hal itu mengada-ngada.
“Wah saya pikir kalau ada yang menulis Kapitra sebagai pengamat hukum itu sesuatu yang mengada-ada, kalau saya menilai Kapitra itu sebenarnya lebih cocok sebagai caleg stress, dia gagal nyaleg, gagal masuk kemana-mana akhirnya menempatkan diri sebagai pengamat,” ujar Dr. Taufiq kepada Panjimas.com, Senin (29/3/2021).
Sekilas tentang Kapitra Ampera jika ditulis selengkapnya Dr. M. Kapitra Ampera, S.H., M.H. Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 20 Mei 1966 yang saat ini berprofesi sebagai advokat. Namanya mencuat ketika menjadi penasehat hukum Habib Rizieq Shihab dan Ustadz Abdul Somad. Seiring berjalannya waktu kemudian Kapitra bermanuver mencalonkan diri sebagai anggota legislatif namun kandas. Sedangkan mengenai kapasitasnya sebagai pengamat hukum dan teroris, menurut Dr. Taufiq perlu dipertanyakan.
Menurutnya pernyataan tersebut jauh dari kesan intelektual, tidak ada referensi yang menyebutkan Kapitra Ampera menulis tentang teroris, bicara tentang jurnal.
“Jadi saya lebih tepat menyebut Kapitra itu lagi bingung itu, lagi galau. Dia caleg PDIP tapi ternyata gagal. Sekarang tidak punya pijakan mau ngomong sebagai apa, nah momentumnya memanfaatkan ini, jadi lebih bagus Kapitra itu diam,” ungkapnya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sendiri menyebut bahwa pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina.
“Kapitra kapasitasnya apa? Yang melatarbelakangi dia itu apa, tradisi intelektualnya itu apa?” ujarnya.
“Justru orang-orang yang mengkaitkan itu dengan FPI dan Habib Rizieq harus diperiksa kesehatannya, dia sehat gak secara jasmani dan rohani,” pungkasnya.