JAKARTA, Panjimas – Menanggapi hilangnya frasa agama dalam peta jalan pendidikan nasional Indonesia 2035 banyak pihak yang menanggapi secara beragam. Ada yang menyayangkan dan ikut mengkritisi draft peta jalan pendidikan yang dibuat oleh Kemendikbud itu.
Salah satu yang menangani dan mengkritisi adalah Wakil Ketua Umum PP Persis, Ustad DR Jeje Zainuddin yang juga salah satu Ketua MUI Pusat itu.
“Sebenarnya dengan mencantumkan “akhlak mulia” dalam tujuan pokok peta jalan pendidikan sudah memasukkan substansi beragama. Hanya saja tapa mencantumkan keimanan dan ketaqwaan , bisa ditafsirkan moralitas tanpa agama pun bisa,” tutur Ustad Jeje pada Rabu, (10/3/2021).
Hal itu menurutnya, karena pendidikan itu merupakan salah satu fondasi utama pembangunan peradaban bangsa. Maka sudah sewajibnya peta jalan pendidikan bangsa berjangkar kepada Falsafah Negara yang berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Jadi seharusnya dalam Visi Pendidikan Indonesia 2035 yang berbunyi “Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila” maka ditegaskan juga kata agama sebagai dasar penumbuhan nilai-nilai bangsa, bukan hanya budaya Indonesia dan Pancasila,” tegas Ustad Jeje kepada Panjimas.
Sebab katanya tidak seluruh budaya itu benar dan sejalan dengan agama maupun Pancasila.”Di halaman 30 dalam draft itu juga dikatakan pelajar pancasila : Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Jadi sudah tepat, tinggal ditambahkan pada Visinya saja,” tegasnya