MAKASAR (Panjimas.com) – Mantan pengurus Front Pembela Islam (FPI) Sulawesi Selatan menyampaikan bantahan atas pernyataan terduga teroris yang bernama Ahmad Aulia (AA) yang mengaku sebagai anggota FPI Makasar, Sulawesi Selatan. Hal itu disampaikan Habib Ir. Muchsin Al-Habsyi dalam keterangan tertulis yang diterima Panjimas.com, Jum’at (5/2/2021).
Sebelumnya dalam video yang beredar, AA yang ditangkap oleh Densus 88 pada 6 Januari 2021 oleh Polda Sulawesi Selatan mengaku berbaiat kepada Daulatul Islam atau ISIS pada 2015.
“Saya berbaiat saat itu bersama 100 orang simpatisan dan laskar FPI di Markas FPI di Jalan Sungai Limboto, Makasar. Saya berbai’at dihadiri oleh Munarman selaku pengurus FPI Pusat pada saat itu, ustadz Fauzan dan ustadz Basri yang memimpin bai’at pada saat itu,” katanya dalam video berdurasi 1,36 menit di kanal youtube KOMPASTV seperti dilihat Panjimas.com, Sabtu (6/2/2021).
Pria kelahiran Makasar, 10 Maret 1991 tersebut melanjutkan pengakuannya bahwa setelah bai’at Ia pernah mengikuti ta’lim rutin FPI di Jalan Sungai Limboto sebanyak tiga kali yang diisi oleh ustadz Agus dan ustadz Abdurrahman selaku pemimpin panglima FPI kota Makasar.
Habib Muchsin menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak pernah terdaftar sebagai anggota atau Laskar Front Pembela Islam (FPI) Makasar maupun di kota atau kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun pengakuan AA yang pernah mengikuti ta’lim di Jl. Sungai Limboto, ia membenarkan hal itu, namun tidak serta merta otomatis menjadi anggota FPI.
“Acara ta’lim rutin Front Pembela Islam (FPI) yang dilaksanakan setiap hari Sabtu setelah shalat Isya’ adalah acara terbuka untuk umum sehingga siapapun bisa hadir dan ikut dalam acara ta’lim rutin tersebut,” papar Habib Muchsin.
Habib Muchsin juga membantah keras pernyataan AA yang menyatakan pernah terjadi baiat dukungan kepada ISIS yang disebutkan di bekas Markas FPI di Jl. Sungai Limboto, Makasar. Habib Muchsin menyatakan bahwa acara yang dilaksanakan pada saat itu adalah “Diskusi Umum Terkait Kondisi Perpolitikan Dunia Secara Global” yang dihadiri oleh 3 Narasumber yakni H. Munarman, S.H., Ustadz M.Basri (Almarhum) dan ustadz Fauzan (Almarhum).
“Terkait kehadiran H. Munarman, S.H dari Jakarta adalah sebagai narasumber yang diundang dan tidak ada kaitannya dengan issue ISIS apalagi dikaitkan dengan baiat seperti yang dinyatakan oleh saudara AA,” tegasnya