SUKOHARJO (Panjimas.com) – Buntut dari video viral kegaduhan pedagang kaki lima (PKL) dengan petugas gabungan yang dianggap melanggar PPKM di Sukoharjo beberapa waktu lalu, sejumlah perwakilan pedagang memenuhi panggilan audiensi di Kantor DPRD Kabupaten Sukoharjo pada Rabu (20/1/2021).
Audiensi dihadiri oleh sembilan perwakilan pedagang atau PKL se-Sukoharjo yang dikoordinatori oleh Abdul Syukur atau akrab disapa Abel, salah seorang pengelola warung Marki Food Center. Pada kesempatan itu diterima oleh Komisi 2 DPRD Kabupaten Sukoharjo, Kepala Satpol PP, Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Sukoharjo.
Dalam audiensi ini membahas tentang aturan PPKM yang pada akhirnya menimbulkan persoalan sebagaimana yang diutarakan para pedagang kaki lima.
“Kalau bisa ada kebijakan-kebijakan yang lebih manusiawi dalam kita mencari uang, yang kedua kalaupun memang harus mentaati peraturan itu, tolong kompensasi dari Pemerintahan apa atau solusinya seperti apa?” kata Abel menyampaikan aspirasinya.
Hampir seluruh pedagang dalam audiensi tersebut mengeluhkan hal yang sama, jam operasional usaha yang terbatas yang mengharuskan untuk tutup pada pukul 19.00, meski aturan tersebut telah direvisi bahwa jam operasional diundur maksimal sampai pukul 21.00, namun para pedagang menyepakati keputusan tersebut sampai tanggal 25 Januari 2021.
Wawan Pribadi Politisi PDIP yang sekaligus sebagai Ketua DPRD Sukoharjo dalam audiensi tersebut menanggapi kejadian antara petugas gabungan dengan pedagang kaki lima di Sukoharjo beberapa hari yang lalu hanya kurang komunikasi antar pihak sehingga terjadinya kegaduhan.
“Saya melihat kemarin hanya kurang komunikasi saja,” tutur Wawan Pribadi.
Usai audisensi, Tri Astuti mengutarakan keluhannya, wanita yang berprofesi sebagai pedagang hik tersebut merasa hasil audiensi belum sesuai harapan, namun Ia berharap agar para pedagang tetap berjualan secara normal, sedangkan para pembeli yang harus dievaluasi karena dinilai lebih menimbulkan kerumunan.
“Kita kan disini butuhnya jualan tetep normal, saya pingin kalau jualan tetep jualan dan yang beli bisa dievaluasi lagi sama Satpol PP atau apa gitu jadinya kita tetep bisa cari nafkah buat keluarga yang di rumah,” katanya.