Lebih dari 10 tahun ustadz Abu Bakar Ba’asyir meninggalkan tempat tinggal dan aktifitasnya di kota Solo karena harus menjalani hari-harinya dibalik jeruji besi. Berpindah dari lapas ke lapas, sidang demi sidang dijalaninya kerena tuduhan kasus terorisme yang menjeratnya.
Vonis 15 tahun di penjara super maximum security memaksanya tak dapat melihat dinamika sosial dan politik Kota Solo, sebuah kota yang menjadi pusat lahan dakwahnya bersama para jama’ahnya yang setia.
Achmad Michdan selaku Tim Pembela Muslim sedikit bercerita tentang perjalanannya ketika satu mobil bersama Ustadz ABB dan kedua puteranya Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir dan Ustadz Rosyid Ridho Ba’asyir masuk ke wilayah Soloraya.
“Alhamdulillah sejak dari kemarin beliau tidak ada keluhan bahkan karena kami bersama dua puteranya, puteranya menjelaskan tentang kondisi Solo ada perubahan-perubahan termasuk tadi jalan layang fly over Manahan, sebab waktu masa ditahan beliau belum ada,” kata Achmad Michdan kepada awak media pada Jum’at (8/1/2021).
“Jadi beliau mengatakan ada Solo Baru istilahnya atau Baru Solo begitu,” sambungnya.
Saat ustadz Ba’asyir mulai ditahan 10 tahun lalu, belum ada jalan tol dari Jakarta menuju Solo secara langsung. Sedangkan hari ini ustadz Abu melakukan perjalanan darat dari Bogor menuju Solo dengan jalan tol tersebut.
Wawancara bersama Achmad Michdan dilakukan di gerbang masuk Pondok Al Mukmin Ngruki sebelah utara, karena wartawan dan masyarakat yang antusias dilarang masuk ke area pondok demi protokol kesehatan.