SOLO (Panjimas.com) – Tragedi KM-50 Tol Cikampek yang mengakibatkan 6 nyawa anggota laskar FPI meninggal dunia, menyulut rasa keprihatinan mendalam. Rasa keprihatinan itu disampaikan sejumlah ustadz di depan anggota DPRD Kota Surakarta.
“Ada upaya untuk memarjinalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bernegara dan berbangsa ini kita rasakan,” tutur Ustadz Mas’ud Izzul Mujahid, Lc dihadapan anggota DPRD Kota Surakarta, Selasa (15/12/2020).
Menurut Ustadz Mas’ud sapaan akrabnya, selaku pengurus Dewan Syari’ah Kota Surakarta mengutip sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tentang mahalnya nyawa seorang muslim dengan fenomena yang terjadi saat ini.
“Nyawa umat Islam itu mahal, nyawa umat Islam itu kalau tertumpahkan dia tidak akan pernah terselesaikan dalam makna akan terus terjadi balas dendam, terjadi berbagai macam hal sampai hari kiamat. Itu kata Rasulullah SAW dan Rosul tidak pernah bohong, beda dengan orang-orang yang suka berbohong,” tuturnya.
Ustadz Mas’ud mengutip dari silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 3420 disebutkan bahwa darah seorang muslim di mata Allah Ta’ala jauh lebih mulia daripada Ka’bah.
“Sungguh ka’bah dihancurkan satu-persatu, batunya diambil satu-persatu itu lebih ringan di mata Allah Subhanahu wa ta’ala daripada tertumpahnya darah seorang muslim tanpa hak,” sambungnya.
Keterangan dari pihak aparat yang selalu berubah, dari awal mulanya 6 anggota laskar melawan petugas, merebut senjata petugas, dan sekarang keterangannya berubah lagi.
“Bagaimana kalau 6 laskar, jelas mereka itu muslim, mereka itu laskar tidak bersenjata, dan kita lihat bagaimana keterangan mbolak-mbalik yang dilakukan pihak kepolisian berarti apa? Ada kebohongan. Karena kebohongan itu berat, dan terus akan terjadi terus kebohongan ditutup dengan kebohongan pasti akan terjadi kebohongan yang lebih besar setelah itu. Maka kami harapkan ini menjadi titik perhatian kita,” tambahnya.
Ustadz Mas’ud mengingatkan anggota DPRD agar tidak diam ketika darah seorang muslim tertumpah, sebagai wujud pembelaan dan pengabdinnya kepada rakyat
“Kita sebagai muslim dan ikatan Islam diatas segala-galanya harus memberikan kepedulian terhadap ummat Islam terutama nyawa mereka, maka kami harapkan Bapak-bapak bukan sekedar duduk sebagai anggota DPR tetapi juga sebagai seorang muslim, ingat Rosulullah pernah mengancam, kalau ada seorang muslim terinjak-injak kehormatannya, ternodai kehormatannya sementara kita diam membisu padahal kita mampu untuk melakukan pembelaan apalagi sebagai seorang pejabat, maka suatu saat ketika kita membutuhkan bantuan Allah maka Allah akan menelantarkan kita. Ini kata Rosulullah Saw,” katanya.
Ia mengingatkan tentang sejarah perlawanan umat Islam terhadap para penjajah sebelum kemerdekaan, agar Islam tidak dijadikan sebagai musuh negara.
“Mari kita jaga negeri ini dengan keadilan, kita jaga negeri ini dengan Islam, karena Islamlah yang kemudian menyebabkan negeri ini ada, tanpa Islam tidak akan pernah ada negeri ini. Kita tahu Indonesia baru ditemukan katanya 1920 baru dipopulerkan tahun 1928 pada Sumpah Pemuda, baru punya negara 1945 tetapi perjuangan melawan Portugis, perjuangan melawan Jepang, perjuangan melawan Belanda telah dimulai tahun 1500-an. Atas nama apa? Semuanya atas nama Islam. Sekali lagi jangan pernah menjadikan Islam sebagai musuh, tetapi menjadikan Islam sebagai dasar berpikir, dasar memutuskan kebijakan di negeri kita ini,” tandasnya.[RN]