SUKOHARJO (Panjimas.com) – Masyarakat Soloraya dihebohkan dengan video yang beredar di jagat maya pada Senin (31/11/2020) kemarin. Video itu berisi calon bupati Sukoharjo Etik Suryani yang berorasi didepan pendukungnya menyinggung jilbab.
Video berdurasi 02.50 menit dan dalam menit ke 02.35 ke cabup Sukoharjo tersebut mengatakan dalam bahasa Jawa “Ora sah nganggo kudung dowo, kudung dowo gur nggo ngapusi tok nggo opo nggeh!” kata Etik Suryani.
Dalam bahasa Indonesia, kata-kata Etik itu berarti “Tidak usah memakai kerudung panjang, kerudung panjang hanya buat membohongi saja buat apa?”
Cuplikan kalimat orasi tersebut mengundang polemik tidak hanya masyarakat Sukoharjo saja. Namun berpotensi menyinggung perasaan umat Islam pada umumnya.
Atas kejadian tersebut, ASPIRASI SUKOHARJO (Aliansi Anti Penistaan dan Diskriminasi Sukoharjo) menggelar jumpa pers di Rumah Makan Embun Pagi, Sukoharjo pada Rabu (2/12/2020).
Jumpa Pers ini untuk menyikapi orasi yang diduga termasuk dalam kategori menistakan agama dan menistakan Ayat Qur’an Surat Al Ahzab : 59, Annur : 31 tentang perintah jilbab.
Ustadz Shobarin Syakur juru bicara ASPIRASI mengatakan bahwa yang dilakukan Etik hampir mirip Ahok jilid II. “Ini hampir mirip jadi Ahok jilid II terjadi di Sukoharjo. Sukoharjo makmur yang kita cintai,” katanya.
Tidak hanya seperti Ahok yang kala itu menista surat Al-Maidah : 51, namun menurutnya Etik menista dua ayat yang ada dalam Al-Qur’an tentang perintah berjilbab.
“Ahok pernah melecehkan Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 51, namun apa yang dikerjakan oleh Ibu Etik telah melecehkan dua ayat Al-Qur’an yaitu surat An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59,” tambahnya.
Kedepan pihaknya akan tetap mengawal kasus tersebut hingga tuntas secara hukum.
“Aliansi Anti Penistaan dan Diskriminasi Sukoharjo akan tetap mengawal sampai persoalan ini dituntaskan secara hukum meskipun yang bersangkutan bisa saja meminta maaf, tetapi ini sesuatu hal yang sangat krusial karena Ahok yang sudah dipenjara saja ternyata ada juga yang mengikuti jejaknya, oleh sebab itu, kita akan melakukan berbagai macam hal yang sesuai dengan konstitusi dan dibenarkan menurut syari’at islam,” tuturnya.
Menepis tudingan sikap ASPIRASI tersebut dikaitkan dengan Pilkada yang tinggal menghitung hari, Sigit sebagai panitia jumpa pers menyatakan tidak ada kaitannya dengan Pilkada. “Ini tidak ada kaitannya dengan Pilkada,” tegasnya.
Jumpa pers ini dihadiri oleh 15 elemen masyarakat dan umat Islam se-Sukoharjo.[RN]