SOLO (Panjimas.com) – Ummat Islam Soloraya yang tergabung dalam Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS) menggelar aksi mengecam presiden Prancis di Gladag, Solo pada Rabu (28/10) atas pernyataannya yang menyudutkan dan menghina Islam. Pernyataan Macron juga menyulut kemarahan ummat Islam di berbagai tempat di dunia.
Sebelumnya pada 16 Oktober 2020 seorang guru sejarah di Prancis, Samuel Paty (47) dipenggal di daerah Eragny oleh pemuda imigran dari Cechnya, Abdullakh Abouyezidovitch (18). Setelah kejadian itu, Macron langsung mendatangi lokasi dan menyatakan bahwa pelaku adalah seorang radikal muslim. Dia menyebut Paty sebagai martir karena mengajarkan kebebasan berpendapat.
Humas DSKS Endro Sudarsono menyatakan Presiden Prancis Emanuel Macron ikut serta melindungi penistaan terhadap agama.
“Presiden Prancis Emanuel Macron telah memberikan pernyataan yang tidak sekedar menyinggung perasaan dan keyakinan umat Islam tapi juga telah ikut serta melindungi pelaku penistaan terhadap nabi dan agama Islam”, terang Endro kepada media.
Endro Sudarsono dalam pernyataannya mewakili DSKS menghimbau ummat Islam untuk memboikot segala produk yang berasal dari negara yang terkenal dengan menara Eifelnya tersebut.
“Kepada umat Islam di manapun berada untuk melakukan boikot atas produk apapun buatan Perancis,” tandasnya.
Kemarahan ummat Islam pada aksi di Solo ini ditunjukkan dalam bentuk teatrikal dengan memenggal kepala Presiden Prancis Emanuel Macron diatas panggung.
Acara yang digagas DSKS mendapat apresiasi langsung oleh Wakapolresta Surakarta AKBP Deny Haryanto ketika panitia mempersilahkannya naik ke atas mobil truk komando. Acara yang dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai kalangan tersebut berjalan aman, tertib, tanpa anarkisme.[RN]