SOLO (Panjimas.com) – The Islamic Study and Action Center (ISAC) menanggapi video yang beredar di Youtube di akun NU CHANNEL berjudul “My Flag : Merah Putih VS Radikalisme” beberapa hari lalu yang ramai diperbincangkan netizen.
Video yang berdurasi 8.15 menit tersebut menurutnya ada beberapa niat dan tujuan baik yaitu, agar penonton tidak melupakan tentang bendera Republik Indonesia yaitu merah putih. Pesan cinta tanah air dan bangsa cukup terasa dalam vidio ini.
Namum demikian, Sekretaris ISAC Endro Sudarsono menilai ada kontradiksi dalam komentar-komentar dalam video tersebut seperti :
1. Mengapa pengguna cadar sebagai antagonis.
2. Bukannya sebagian madzab, khususnya madzab Syafi’i menyunahkan penggunaan cadar?
3. Mengapa video tersebut ada kesan adu domba diantara umat Islam ?
4. Ada madhorot dalam video tersebut
5. Prasangka terkait duit dan video tersebut
Endro Sudarsono menyarankan agar video tersebut dievaluasi dan ditinjau ulang.
“Sebaiknya video tersebut dievaluasi, ditinjau ulang jika bertujuan menumbuhkan cinta tanah air, hilangkan adegan cadar dan bendera hitam dan putih, lebih tepat jika peran antagonis adalah bendera palu arit atau PKI yang lebih punya legalitas pelarangannya maupun validitas kejahatannya baik secaral empiris maupun historis di Indonesia,” tuturnya.
Endro Sudarsono mengusulkan untuk potongan video pilihan KH. Hasyim Muzadi yang menurutnya lebih berbobot, teruji dan diakui dalam memimpin NU dan sosok yang nasionalis.
“Sebagai penceramah, saya usulkan potongan video pilihan KH. Hasyim Muzadi yang lebih berbobot, teruji dan diakui dalam memimpin NU dan nasionalisme tidak diragukan,” tambahnya.
Pihaknya setelah mengamati, menyayangkan komentar-komentar dalam video tersebut yang cenderung negatif dan kurang simpatik.
“Komentar tersebut hingga detik ini relatif obyektif yaitu mayoritas mengapresiasi video tersebut secara sinis dan negatif, dimana komentar tersebut cenderung kurang simpati terhadap dampak ke umat,” kata Endro Sudarsono
ISAC yang saat ini konsen dalam mengamati problematika ummat, memberikan perhatiannya kepada NU dengan memberikan masukan agar menarik video yang beredar tersebut yang dinilai lebih banyak madhorot yang ditimbulkannya.
“Untuk itu kepada pemimpin NU baik di Tanfidziah maupun yang di Syuriyah untuk menarik video tersebut, untuk dievaluasi. Semestinya umat Islam lebih mengutamakan manfaat dari pada madhorot, apalagi ada unsur namimah, atau adu domba”, tandasnya.[RN]