JAKARTA (Panjimas.com) – Pada awal Oktober 2020, tepatnya pada tanggal 1 Oktober 2020, tokoh Muhammadiyah Ustadz Fahmi Salim Lc.MA membuat video wawancara dengan ketua ormas Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Drs.H.Usamah Hisyam.
Dalam video yang diunggah di kanal Youtube ustadz Fahmi Salim itu Usamah Hisyam menyinggung soal Habib Rizieq Syihab dan keterlibatannya dengan momen Aksi Bela Islam 212.
Menanggapi pernyataan dari Usamah Hisyam tersebut, Habib Rizieq (HRS) yang saat ini masih berada di Mekah memberikan tanggapan, bahwa Usamah Hisyam sama sekali tidak ada peran penting di Aksi 212. Menurut HRS, Usamah Hisyam hanyalah “Safety Player” atau pingin main aman saja.
HRS menambahkan beberapa point penting terkait Usamah Hisyam. Diantaranya adalah:
1. Usamah Hisyam adalah “Pemain Politik”. Saat zaman SBY dia merapat ke SBY, dan saat zaman Jokowi dia merapat ke Jokowi.
2. Usamah Hisyam sejak lama membujuk HRS untuk dukung mendukung Jokowi, tapi ditolak mentah-mentah.
3. Usamah Hisyam pernah membujuk HRS untuk Umroh bersama Jokowi sebelum Pilpres 2019, tapi juga ditolak mentah-mentah.
4. Usamah Hisyam pernah membujuk HRS untuk tinggalkan Prabowo Subianto, tapi juga ditolak. Karena HRS menyerahkan ke Ijtima Ulama untuk di Musyawarahkan bersama para Ulama & Tokoh.
5. Usamah Hisyam menawarkan agar HRS mengirim GNPF untuk bertemu & dialog dengan Jokowi; tawaran tersebut diterima. Dua kali GNPF bertemu Jokowi di Jakarta & Bogor, tapi tidak ada manfaat. Karena Jokowi banyak bohong dan sering ingkar janji, serta banyak tidak mengerti masalah.
6. Usamah Hisyam pernah menawarkan Rekonsiliasi dengan Jokowi, maka HRS setuju dengan 3 syarat :
Pertama: Stop Penodaan Agama apa pun, tangkap dan adili semua Penoda Agama, sesuai amanat PERPRES NO 1 Th 1965 & KUHP Pasal 156a.
Kedua: Stop Kebangkitan PKI, larang semua kegiatan dalam bentuk apapun yang teridentifikasi mengusung ideologi Komunisme, Marxisme & Leninisme, tangkap dan adili para pelakunya, sesuai Amanat TAP MPRS No XXV Th 1966 & KUHP Pasal 107.
Ketiga: Stop Utang dan Penjualan Aset Negara kepada Asing dan Aseng, serta beri kesempatan kepada PRIBUMI untuk jadi Tuan di Negeri sendiri, sesuai Amanat Konstitusi & Para Pendiri Bangsa.
* Ternyata Jokowi tidak sanggup memenuhi tiga syarat tersebut.
7. Usamah Hisyam terakhir datang ke Mekah bertemu HRS, minta restu untuk perbaiki salah satu parpol Islam atau bentuk Partai Islam baru.
Dijawab HRS, “Bahwa Parpol Islam yang ingin diperbaiki tersebut dan Parpol Islam pendukung Jokowi sebaiknya dibubarkan saja. Karena sudah terkontaminasi penyakit kronis dan harus diamputasi.
Soal partai baru, sebaiknya dukung saja partai Islam yang sudah ada, kecuali partai Islam tersebut berkhianat juga.
8. Pertemuan Terakhir Usamah Hisyam dan HRS di Mekah sebelum Wabah Corona, HRS menasihati Usamah agar insyaf & taubat, jangan dukung rezim curang yang penuh dengan kezhaliman dan kebohongan.[AZ]