BEKASI (Panjimas.com) – Wakil Ketua Pimpinan Daerah Persatuan Islam (PERSIS) Kota Bekasi, Ustadz Wildan Hasan menyayangkan sikap Walikota Bekasi, Rahmat Effendi yang meresmikan Gereja Katolik Santa Clara yang masih berpolemik, di saat umat Islam merayakan Idul Adha. (VIDEO: Prahara Santa Clara)
“Walikota tidak sensitif terhadap peribadatan umat Islam yang meresmikan gereja tersebut di saat umat Islam merayakan Hari Raya Idul Adha. Idul Adha adalah simbol tegaknya ketauhidan sementara meresmikan gereja seolah perayaan atas berdirinya kemusyrikan di Kota Bekasi,” kata Ustadz Wildan Hasan kepada Panjimas, Senin (12/8/2019).
Sebagai Walikota Bekasi yang Muslim, Pepen -sapaan akrab Walikota Bekasi- seharusnya hadir shalat Idul Adha bersama umat Islam di Masjid Agung Al-Barkah, Alun-alun kota Bekasi. Meskipun bisa saja Pepen shalat di tempat lain.
“Mendahulukan peresmian Gereja betul-betul melukai hati umat Islam Kota Bekasi,” ungkapnya.
Ustadz Wildan menegaskan, kasus ini harus menjadi pelajaran bagi umat Islam Kota Bekasi ke depan untuk berjuang lebih keras melakukan dakwah tauhid ke tengah-tengah para pemimpin dan masyarakat Kota Bekasi.
Selain itu, ia berharap pihak-pihak terkait seperti MUI dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), bisa meminta penjelasan kepada Walikota Bekasi, terkait peresmian Gereja Santa Clara.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat Umat Islam tengah merayakan Hari Raya Idul Adha, Walikota Bekasi, Rahmat Effendi justru meresmikan Gereja Santa Clara, Paroki Bekasi Utara. (Baca: Tak Hadiri Shalat Idul Adha di Masjid Agung Al-Barkah, Walkot Bekasi Resmikan Gereja Santa Clara)
Pada kesempatan itu, hadir Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo selaku tuan rumah dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan.
Peresmian Gerja Katolik Santa Clara juga disiarkan secara langsung (live streaming) melalui akun resmi media sosial Keuskupan Agung Jakarta.
Untuk diketahui, umat Islam Bekasi berkali-kali melakukan aksi penolakan gereja santa clara. Tak sedikit para tokoh Islam yang pernah masuk bui, lantaran menentang pendirian gereja yang diduga manipulatif itu.
Pembangunan Gereja Santa Clara sempat dihentikan dan dinyatakan status quo oleh Walikota Bekasi, Rahmat Effendi. Namun, pembangunan gereja terus berlanjut, hingga akhirnya diresmikan. [AW]