BEKASI (Panjimas.com) – Sekjen Komnas Anti Pemurtadan (KNAP), Ustadz Bernard Abdul Jabbar, menyayangkan peresmian Gereja Santa Clara di saat Umat Islam tengah memperingati Hari Raya Idul Adha.
Menurut mantan missionaris itu, langkah peresmian gereja saat Idul Adha justru melukai hati umat Islam.
“Apa yang dilakukan ini amat sangat melukai hati umat Islam. Apalagi Umat Islam pernah berjuang menolak perizinan pembangunan gereja,” kata Ustadz Bernard Abdul Jabbar kepada Panjimas.com, Ahad (11/8/2019).
Meskipun gereja yang pembangunannya dinyatakan status quo itu kini telah diresmikan, Ustadz Bernard tetap berharap Umat Islam tak surut berjuang.
“Umat Islam tetap terus berjuang, supaya perizinan itu ditinjau kembali, karena banyak penolakan-penolakan terjadi,” tutur mantan missionaris itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat Umat Islam tengah merayakan Hari Raya Idul Adha, Walikota Bekasi, Rahmat Effendi justru meresmikan Gereja Santa Clara, Paroki Bekasi Utara. (Baca: Tak Hadiri Shalat Id di Masjid Agung Al-Barkah, Walkot Bekasi Resmikan Gereja Santa Clara)
Pada kesempatan itu, hadir Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo selaku tuan rumah dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan.
Peresmian Gerja Katolik Santa Clara juga diumumkan secara langsung (live streaming) melalui akun resmi media sosial Keuskupan Agung Jakarta.
Untuk diketahui, umat Islam Bekasi berkali-kali melakukan aksi penolakan gereja santa clara. Tak sedikit para tokoh Islam yang pernah masuk bui, lantaran menentang pendirian gereja yang diduga manipulatif itu.
Pembangunan Gereja Santa Clara sempat dihentikan dan dinyatakan status quo oleh Walikota Bekasi, Rahmat Effendi. Namun, pembangunan gereja terus berlanjut, hingga akhirnya diresmikan. [AW]